Analisis Pakar Epidemiologi UGM Meningkatnya Kasus Covid-19 di Yogyakarta
Penambahan kasus harian positif Covid-19 dalam dua pekan terakhir di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM Yogyakarta -- Penambahan kasus harian positif Covid-19 dalam dua pekan terakhir di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Bahkan catatan pada pada Kamis 3 Desember 2020 penambahan kasus positif Covid-19 Yogyakarta terkonfirmasi sebanyak 189 orang.
Apa kata pakar epidemiologi?
Pakar Epidemiologi UGM, dr Riris Andono Ahmad menuturkan, hal itu terjadi karena mobilitas masyarakat saat ini sudah sama padatnya seperti sebelum terjadi pandemi.

Berbeda dengan masa-masa awal pandemi yang mana banyak dilakukan pembatasan interaksi.
"Ya karena coba lihat di jalanan kira-kira sama enggak dengan awal pandemi? Sekarang sama padatnya dengan sebelum pandemi terjadi. Ya itu."
"Juga kemudian pariwisata dibuka, intinya mobilitas kita kembali seperti sebelum pandemi," ujarnya saat dihubungi Tribunjogja.com (Kamis, 3/12/2020).
Doni -sapaan dr Riris Andono Ahmad- melanjutkan, imbauan berupa penerapan protokol kesehatan saja ternyata tidak cukup di masyarakat.
Terbukti saat ini kasus Covid-19 terus meningkat.
"Orang kan selalu bilang kita sudah menerapkan protokol kesehatan, ternyata protokol kesehatan saja tidak cukup, ketika mobilitas masih tinggi. Jadi kalau mau mengendalikan harus mobilitasnya diturunkan," bebernya.
"Kalau awal-awal pandemi kan kita bisa membuat orang di rumah, harusnya (sekarang juga) bisa dilakukan."
"Tapi apakah ada aturan seperti itu dari pemerintah sekarang? Kan tidak. Imbauannya sekarang ini hanya patuh protokol kesehatan," sambung pengajar di FK-KMK UGM ini.
Menurut Doni, diperlukan waktu 3-4 minggu pembatasan sosial secara luas untuk bisa mereduksi angka kasus Covid-19.
"Sebenarnya perlu dihentikan antara 3 sampai 4 minggu untuk bisa mereduksi. Tapi semacam physical distancing yang luas."
"Itu yang perlu dilakukan. Tapi kan nyatanya tidak, pemerintah fokusnya hanya protokol protokol protokol (kesehatan), tapi kerumunannya tidak dihilangkan," ucapnya.
Lebih lanjut, jelas Doni, mau tidak mau harus ada upaya menurunkan interaksi masyarakat dengan menurunkan mobilitas.
"Kantor WFH (bekerja dari rumah), mal dikurangi lagi, cafe juga sebaiknya dikurangi, tempat wisata juga dihentikan dulu. Ya memang pada akhirnya kebijakannya harus buka tutup," imbuhnya.
Update Harian Kasus Covid-19
Update harian kasus Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Kamis (3/12/2020) terjadi penambahan kasus sebanyak 189 kasus positif Covid-19.
Sehingga total kasus Covid-19 di DIY sampai saat ini menjadi 6384 kasus terkonfirmasi.
Distribusi kasus paling banyak berasal dari Kabupaten Sleman sebanyak 107 kasus, Bantul 26 kasus, Kulon Progo 6 kasus, Gunungkidul 9 kasus, dan Kota Yogyakarta ada 41 kasus.
"Sementara untuk distribusi kasus berdasarkan riwayat dari tracing kontak kasus sebanyak 107, periksa mandiri 35 kasus,"
"Skrining karyawan kesehatan 10 kasus, perjalan luar daerah satu kasus, dan 36 kasus sisanya belum ada info," kata juru bicara penanganan Covid-19 DIY Berty Murtiningsih melalui keterangan tertulis.
Berty menambahkan, terkait penambahan kasus sembuh di DIY pada hari ini sebanyak 77 kasus.
Sehingga total kasus sembuh hingga hari ini sebanyak 4573 kasus.
Sedangkan untuk penambahan kasus meninggal karena Covid-19 di DIY hari ini terdapat satu pasien, yakni perempuan usia 58 tahun. Pasien meninggal karena adanya penyakit penyerta pneumonia
"Dari penambahan kasus meninggal hari ini, totalnya sampai hari ini ada 148 kasus meninggal," ungkap Berty.
Ditanya peningkatan kasus lantaran rendahnya tindakan tracing di lingkungan yang menjadi tempat penularan, Berty enggan menjawab.
Sementara untuk penggunanan tempat tidur jenis critical, lanjut Berty, dari total ketersediaan sebanyak 62, saat ini masih ada sisa 29. Sehingga total penggunaan tempat tidur jenis critical mencapai 33 tempat tidur.
Sedangkan untuk tempat tidur jenis non critical, dari total ketersediaan sebanyak 492, saat ini tersisa sebanyak 95, dengan penggunaan mencapai 397. ( Tribunjogja.com | Uti | Hda )