10 Penyebab Pusing Kepala Setelah Berhubungan Intim

Berikut beberapa kemungkinan penyebab rasa pusing kepala yang muncul setelah berhubungan intim

Editor: Rina Eviana
Eyecandy Images
Ilustrasi 

Tribunjogja.com - Pernahkah Anda merasa pusing kepala setelah berhubungan intim? jika Anda pernah mengalaminya, cobalah mengidentifikasi terlebih dahulu penyebabnya, tanpa perlu buru-buru khawatir.

Beberapa orang mengalami pusing kepala setelah berhubungan intim.

Namun, pusing setelah sesi bercinta tak selalu mengindikasikan masalah kesehatan serius.

Ilustrasi
Ilustrasi (Thinkstock)

Berikut, beberapa kemungkinan penyebab pusing kepala setelah berhubungan intim, seperti dilansir Medical News Today.

1. Dehidrasi

Haus dan lapar adalah penyebab umum pusing yang parah atau sering setelah berhubungan seks. Menurut American Heart Association (AHA), dehidrasi terkadang dapat menyebabkan tekanan darah seseorang turun.

Meski ringan, dehidrasi juga bisa menyebabkan gejala lain, seperti pusing, lemah, dan kelelahan. Seseorang yang mengalami dehidrasi setelah berhubungan intim mungkin tidak cukup minum sebelum atau selama berhubungan intim.

2. Lapar

Kelaparan menyebabkan penurunan kadar glukosa darah, yang dapat menyebabkan gejala berikut seperti pusing, kegoyahan, hingga pingsan.

Pusing setelah berhubungan intim bisa terjadi jika aktivitas tersebut mengalihkan perhatian seseorang dari rasa laparnya.

Namun, sering merasa lapar atau pusing terkadang bisa menjadi tanda diabetes. Orang yang mengalami gejala seperti itu perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis akurat.

Baca juga: Inilah 6 Titik Sensitif Tak Terduga yang Bisa Meningkatkan Gairah Saat Hubungan Intim

3. Perubahan pola napas

Gairah seksual dapat menyebabkan orang bernapas lebih dalam dan lebih cepat dari biasanya. Kondisi tersebut dapat menyebabkan penurunan jumlah karbondioksida dalam darah. Istilah medis untuk proses ini adalah hiperventilasi.

Beberapa gejala hiperventilasi yang potensial meliputi pusing, detak jantung cepat, sesak napas, mati rasa, kesemutan di tangan atau kaki, gelisah, hingga pingsan.

Cobalah mengatur napas lebih dalam dan perlahan untuk meredakan gejala hiperventilasi. Namun, orang yang mengalami kecemasan atau serangan panik mungkin tidak dapat bernapas dalam-dalam. Jika merasa tidak bisa mengelola kondisi yang terjadi, cobalah berkonsultasi dengan dokter.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved