Kota Yogya

Penerapan Sistem Giratori di Kawasan Sekitar Malioboro Berdampak Positif, Lalu Lintas Semakin Lancar

Penerapan Sistem Giratori di Kawasan Sekitar Malioboro Berdampak Positif, Lalu Lintas Semakin Lancar

Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Hari Susmayanti
Tribunjogja/Yosef Leon
Kendaraan melintas di kawasan Malioboro, Rabu (25/11/2020). Dishub Kota Yogyakarta menyebut vc ratio atau perbandingan antara kapasitas jalan dengan kepadatan lalu lintas di kawasan itu menurun akibat kebijakan semi pedestrian. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta menilai penerapan sistem giratori di sekitar Malioboro sebagai penunjang kawasan semi pedestrian turut berpengaruh pada VC ratio atau perbandingan antara kapasitas jalan dengan kepadatan lalu lintas.

Dishub mengklaim bahwa vc ratio menurun sehingga arus lalu lintas semakin lancar.

“Dapat dilihat secara langsung jika vc ratio sejumlah ruas jalan di seputar Malioboro mengalami penurunan karena arus lalu lintas semakin lancar,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Agus Arif, Rabu (25/11/2020).

Agus menyatakan, penurunan vc ratio di sejumlah ruas jalan di seputar Malioboro cukup signifikan yaitu rata-rata menjadi 0,3 dari sebelumnya 0,8 atau sangat padat.

Penerapan jalan satu arah di sekitar Jalan Malioboro dilakukan di Jalan Suryotomo dan Jalan Mataram yang kini berubah menjadi searah ke utara, sedangkan di Jalan Pasar Kembang berubah menjadi sistem satu arah ke barat, dan Jalan Letjen Suprapto menjadi jalan searah ke selatan.

Agus mencontohkan di Jalan Mataram, Jalan Abu Bakar Ali dan Jalan Pasar Kembang kini cukup lancar.

Kawasan itu kini memiliki VC ratio rata-rata 0,3-0,4 bahkan puncaknya atau di jam padat hanya tercatat sekitar 0,5-0,6.

Penurunan kepadatan lalu lintas ini menurut Agus juga berpengaruh pada tundaan di tiap persimpangan sehingga hampir tidak ada kendaraan yang harus mengantre hingga lebih dari dua kali lampu merah di tiap simpang.

Baca juga: Satgas KTR Malioboro Masih Dimatangkan, Pemkot Yogya Andalkan Jogoboro untuk Pengawasan

Baca juga: Wisatawan Malioboro Makin Terbiasa Terapkan Protokol Kesehatan

Meski demikian dirinya menyadari jika ada masyarakat yang merasa dirugikan dalam penerapan sistem arus satu arah tersebut khususnya yang bergerak di bidang perekonomian.

“Tentu akan diidentifikasi permasalahannya apa saja. Apakah karena jalan searahnya atau faktor lain,” katanya.

Ia menambahkan, perubahan sistem jalan menjadi satu arah membutuhkan penyesuaian dari pengguna jalan.

Pada awalnya, banyak pengguna jalan yang merasa masih kebingungan sehingga terjadi penumpukan kendaraan di sejumlah ruas jalan.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, para pengguna jalan menurutnya mulai beradaptasi dengan perubahan sistem jalan menjadi satu arah sehingga kepadatan pun berangsur-angsur berkurang bahkan lalu lintas cenderung menjadi semakin lancar.

Agus menambahkan, perubahan jalan menjadi searah tersebut merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menambah kapasitas jalan tanpa membangun jalan baru.

“Selalu yang saya katakan adalah, lebih baik menempuh jalur yang agak panjang tetapi lancar daripada memaksakan menempuh jalur pendek tetapi macet,” ujar dia. (Tribunjogja/Yosef Leon Pinsker)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved