Kota Yogyakarta
Wujudkan Ekosistem Digital, Belanja di Pasar Prawirotaman Tak Perlu Bawa Uang Tunai
Dinas Perdagangan sudah menjalin kerja sama dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY untuk mewujudkan ekosistem digital yang dicanangkan.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Pasar Prawirotaman yang sudah selesai menjalani revitalisasi dan bakal dioperasikan dalam waktu dekat, diharapkan bisa menjadi traditional market dengan ekosistem digital yang benar-benar mumpuni.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono mengatakan, bahwa pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY untuk mewujudkan ekosistem digital yang dicanangkan.
Menurutnya, pasar ini akan dilengkapi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang merupakan standar QR Code Pembayaran yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) untuk memfasilitasi berbagai transaksi pembayaran.
Baca juga: Masih Banyak Kekurangan, Wali Kota Yogya Kurang Puas dengan Progres Finishing Pasar Prawirotaman
"Jadi, sebanyak 619 pedagang akan dilengkapi dengan QRIS untuk kebutuhan transaksi digital, sehingga konsumen tak perlu lagi berbelanja menggunakan uang tunai," ungkap Yunianto saat dikonfirmasi Selasa (24/11/2020).
Ia menjelaskan, transaksi digital di Pasar Prawirotaman bisa dilakukan secara praktis, dengan memindai QR Code di setiap los.
Selain itu, pembayaran bisa dilakukan dengan melalui berbagai jenis aplikasi pembayaran elektronik.
Bahkan, pasar juga akan dilengkapi dengan Mobile Point of Sale (MPOS), yang berfungsi sebagai solusi elektronik untuk penerimaan transaksi pembayaran bersifat nontagihan dari berbagai saluran, atau channel pembayaran.
Baca juga: Jelang Sosialisasi Pasar Prawirotaman, Pemkot Yogya Upayakan Kesepahaman dengan Pedagang
"Salah satu sarana pembayaran MPOS ini dengan memakai kartu E-Money BPD DIY Jackcard," terangnya.
Lebih lanjut, Yunianto menandaskan, Pasar Prawirotaman menjadi pasar tradisional pertama di Kota Yogyakarta yang dilengkapi dengan jaringan wifi sebagai dukungan untuk mempermudah transaksi digital di pasar tersebut.
Kecepatan jaringan wifi yang disiapkan mencapai 200 mbps, yang terbagi 75 persen untuk mendukung kegiatan di lantai 4 pasar (roooftop ekraf) dan sisanya dibagi rata untuk lantai 1-3 yang difungsikan sebagai pasar tradisional.
"Jaringan wifi yang disediakan juga cukup kuat, disesuaikan dengan kebutuhan pasar, yaitu sebagai pasar tradisional dan untuk pengembangan ekraf," tambahnya. (TRIBUNJOGJA.COM)