Kartu Prakerja
Total Pendaftar Kartu Prakerja 43 Juta Orang, Lolos Verifikasi Hanya 5,9 Juta Peserta
Total Pendaftar Kartu Prakerja 43 Juta Orang, Lolos Verifikasi Hanya 5,9 Peserta
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Sejak diluncurkan pada 11 April lalu, setidaknya sudah ada 5,9 juta warga yang menjadi peserta Kartu Prakerja.
Jumlah itu merupakan akumulasi peserta Program Kartu Prakerja gelombang 1-11.
Sementara warga yang mendaftar program Kartu Prakerja mencapai 43 juta orang, namun yang lolos verifikasi hanya 5,9 orang saja.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso.
"Hingga saat ini, sampai gelombang 11 sudah ada 5,9 juta penerima," kata Susi dalam sebuah diskusi daring yang ditauangkan YouTube Perekonomian RI, Senin (23/11/2020).
Susi menjelaskan, selama tujuh bulan, total ada 43 juta orang yang mendaftar program Kartu Prakerja.
Namun, yang lolos verifikasi surel, nomor telepon, nomor induk kependudukan (NIK) dan kartu keluarga (KK) hanya 19 juta pendaftar.
Baca juga: Kisah Pemulung Jujur Asal Kartasura Temukan Uang Rp15 Juta, Tunggu Pemiliknya Hingga Magrib
Baca juga: Angka COVID-19 Terus Bertambah, Pemda DI Yogyakarta Perkuat Gakkum dan Cek Ketersediaan Shelter
Jumlah itu kemudian diseleksi. Hasilnya, di gelombang 1-3 periode 11 hingga 30 April, terdapat 680 pendaftar yang dinyatakan lolos sebagai peserta Kartu Prakerja.
Kemudian, pada gelombang 4-6 atau periode 8 hingga 31 Agustus, total ada 2,4 juta pendaftar yang lolos.
Jumlah itu terus bertambah seiring berlanjutnya program Kartu Prakerja gelombang 7-11, sehingga total ada 5,9 juta peserta.
Menurut Susi, dengan masifnya pendaftar, masih sangat banyak yang belum terfasilitasi program bantuan ini.
"Berarti hanya satu dari empat orang yang mendaftar mendapatkan kartu Prakerja karena dari 19 juta (yang lolos verifikasi), hanya mendapatkan 5,9 juta tadi (yang menjadi peserta).
Sehingga yang belum mendapatkan program ini masih sangat banyak sekali," ujar dia
Susi mengatakan, dari 5,9 juta penerima Kartu Prakerja, 87 persen berpendidikan SMA ke atas. Kemudian, 77 persen berusia antara 18 sampai 35 tahun.
Sebanyak 81 persen peserta mengaku belum pernah mengikuti pelatihan atau kursus, dan 88 persen mengatakan mereka tidak bekerja.
