Jelang Akhir Tahun, Destinasi Wisata Diminta Menjual Protokol Kesehatan
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyampaikan, menghadapi akhir tahun masyarakat Kota Yogyakarta harus bekerja sama untuk disiplin
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tak lama lagi, masyarakat akan menghadapi libur panjang akhir tahun.
Dibutuhkan strategi yang kuat agar momen liburan pada Desember 2020 ini tidak memunculkan klaster baru penularan Covid-19.
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyampaikan, menghadapi akhir tahun masyarakat Kota Yogyakarta harus bekerja sama untuk disiplin menegakkan protokol kesehatan Covid-19.
Termasuk yang utama adalah para pengelola destinasi wisata.
Menurutnya, masyarakat harus bisa meyakinkan bahwa Kota Yogyakarta aman dan nyaman.
Untuk itu tidak ada cara lain kecuali dengan menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Dinas Kominfo DIY Sarankan Penggunaan Jogja Pass Pada Pembelajaran Tatap Muka
Baca juga: Ratusan PNS Pemkab Magelang Jalani Tes Narkoba
"Yogya menjual protokol kesehatan. Di destinasi wisata bisa dipasang tulisan misalnya 'Kami melindungi tamu-tamu kami.' Itu yang harus kita jual di setiap destinasi wisata," ujar Heroe dalam Forum Group Discussion yang digelar Tribun Jogja dan BNPB bertajuk 'Kesiapan Kota Yogyakarta Menerima Wisatawan Akhir Tahun', Selasa (24/11/2020).
Ia melanjutkan, untuk menjamin tamu yang datang benar-benar menjalankan protokol kesehatan, Pemerintah Kota Yogyakarta dan para pengelola wisata sepakat untuk menjual verifikasi tempat yang sudah memenuhi standar protokol Covid-19.
"Masih banyak dari tempat-tempat yang mengajukan verifikasi itu belum memenuhi syarat," imbuhnya.
"Orang datang ke Yogya harus merasa aman dan nyaman. Strategi dasar kami untuk membandingkan Kota Yogyakarta jangan sampai kita yang sudah terpuruk karena Covid-19 ini, ditambah dengan isu Merapi, kita harus membangun optimisme masyarakat untuk melakukan pembangunan ekonomi bersama," sambungnya.
Heroe menambahkan, Kota Yogyakarta termasuk daerah yang tidak pernah menyentuh zona merah.
Dari 45 kecamatan, saat ini 9 kecamatan merupakan zona kuning dan 36 kecamatan zona oranye.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan kunci dari pengembangan pariwisata di tengah pandemi adalah 'guyub sesarengan untuk saling mengingatkan'.
Baca juga: Jalur Sepeda Hadir di 9 Jalan Protokol di Kota Magelang
Baca juga: Festival Ruwat Rawat Borobudur Diselenggarakan Secara Virtual
Baik itu dengan pemerintah, maupun instansi-instansi yang lain.