Obat Kumur Bisa Bunuh Virus Corona di Laboratorium dalam 30 Detik

Para ilmuwan di Universitas Cardiff menemukan ada tanda-tanda yang menjanjikan bahwa obat kumur yang dijual bebas dapat membantu menghancurkan virus.

Penulis: Joko Widiyarso | Editor: Joko Widiyarso
Alodokter.com
Obat kumur di sebut dapat membunuh Covid-19, menurut penelitian 

TRIBUNJOGJA.COM - Obat kumur dapat membunuh virus Corona dalam waktu 30 detik setelah terpapar di laboratorium, menurut sebuah studi ilmiah.

Para ilmuwan di Universitas Cardiff menemukan ada tanda-tanda yang menjanjikan bahwa obat kumur yang dijual bebas dapat membantu menghancurkan virus.

Laporan tersebut muncul menjelang uji klinis Covid-19 pada pasien di University Hospital of Wales.

Dr Nick Claydon mengatakan penelitian itu dapat membuat obat kumur menjadi bagian penting dari rutinitas orang.

Meskipun penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat kumur dapat membantu membunuh virus dalam air liur, tidak ada bukti bahwa obat kumur dapat digunakan sebagai pengobatan untuk virus corona, karena tidak akan mencapai saluran pernapasan atau paru-paru.

"Jika hasil positif ini tercermin dalam uji klinis Universitas Cardiff, obat kumur berbasis cetypyridinium chloride (CPC) dapat menjadi tambahan penting untuk rutinitas orang, bersama dengan mencuci tangan, menjaga jarak fisik dan memakai masker, keduanya sekarang dan di masa depan," kata Dr Claydon, spesialis periodontologi, dikutip Tribun Jogja dari BBC

Seorang insinyur melihat sel-sel ginjal monyet ketika dia melakukan tes pada vaksin eksperimental untuk virus corona COVID-19 di dalam laboratorium Ruang Budaya Sel di fasilitas Biotek Sinovac di Beijing.
Seorang insinyur melihat sel-sel ginjal monyet ketika dia melakukan tes pada vaksin eksperimental untuk virus corona COVID-19 di dalam laboratorium Ruang Budaya Sel di fasilitas Biotek Sinovac di Beijing. (NICOLAS ASFOURI / AFP)

Laporan universitas menyatakan bahwa obat kumur yang mengandung setidaknya 0,07% cetypyridinium chloride (CPC) menunjukkan tanda-tanda yang menjanjikan untuk dapat membasmi virus saat terkena virus di laboratorium.

Meskipun laporan tersebut belum ditinjau oleh sejawat, laporan tersebut mendukung penelitian terbaru lainnya yang menemukan bahwa obat kumur berbasis CPC efektif dalam mengurangi viral load atau jumlah kuantitatif partikel virus yang masuk ke sistem tubuh.

Sementara itu Dr Richard Stanton, penulis utama studi tersebut, mengatakan:

"Studi ini menambah literatur yang muncul bahwa beberapa obat kumur yang umumnya tersedia yang dirancang untuk melawan penyakit gusi juga dapat menonaktifkan virus corona SARS-CoV-2 (dan virus korona terkait lainnya) ketika diuji di laboratorium dalam kondisi yang dirancang untuk meniru rongga mulut/hidung dalam tabung reaksi.

“Studi ini belum peer review dan dipublikasikan yang artinya belum diteliti oleh ilmuwan lain seperti proses biasa dengan riset akademis. Sekarang sudah diserahkan untuk dipublikasikan di jurnal.

"Masyarakat harus terus mengikuti langkah-langkah pencegahan yang dikeluarkan oleh pemerintah Inggris, termasuk sering mencuci tangan dan menjaga jarak sosial."

Anak-anak dari balita hingga murid PAUD, TK, hingga SD mengikuti lomba mencuci tangan Adaptasi Kebiasaan Baru pada perayaan jelang hari kemerdekaan HUT RI ke-75 di Dusun Kelipan, Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Minggu (2/8/2020).
Anak-anak dari balita hingga murid PAUD, TK, hingga SD mengikuti lomba mencuci tangan Adaptasi Kebiasaan Baru pada perayaan jelang hari kemerdekaan HUT RI ke-75 di Dusun Kelipan, Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Minggu (2/8/2020). (Tribun Jogja/ Rendika Ferri K)

Uji klinis akan melihat apakah itu membantu mengurangi tingkat virus dalam air liur pasien Covid-19 di rumah sakit di Cardiff, dengan hasil yang diharapkan awal tahun depan.

Prof David Thomas, dari universitas, mengatakan hasil awal menggembirakan, tetapi uji klinis tidak akan menghasilkan bukti bagaimana mencegah penularan antar pasien.

"Sementara obat kumur ini sangat efektif membasmi virus di laboratorium, kami perlu melihat apakah obat tersebut bekerja pada pasien dan ini adalah tujuan dari studi klinis kami yang sedang berlangsung," katanya.

"Studi klinis yang sedang akan berlangsung, bagaimanapun, menunjukkan kepada kita berapa lama efek bertahan, setelah pemberian obat kumur tunggal pada pasien dengan Covid-19.

"Kami perlu memahami apakah efek dari obat kumur yang dijual bebas pada Covid- 19 virus yang diperoleh di laboratorium dapat direproduksi pada pasien."

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved