Cerita Wayang Kulit Lakon Semar Mbangun Jiwo : Konflik Keluarga Amarta yang Nyaris Berujung Perang
Dalang Ki Geter Pramudji Widodo menggelar pertunjukan wayang dengan lakon Semar Mbangun Jiwo yang berkisah tentang konflik di Keluarga Amarta
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Tiba-tiba Prabu Boma datang membantu Antareja. Antasena ditendang, lalu lari ke Padepokan Karangkadempel, kediaman Semar dan anak-anaknya.
Prabu Kresna, Werkudara dan saudara-saudaranya ternyata tengah berada di tempat itu, bukan di Amarta.
Di tengah pertemuan, tiba-tiba datang Antasena dan Gatotkaca, yang melaporkan rencana kehadiran kakaknya dan Prabu Setijo ke Karangkadempel.
Werkudara alias Bima meledak amarahnya. Ia sudah bersiap menghadang putra dan Prabu Setijo, tapi dicegah Semar.
Begawan Ismaya yang tampil sebagai pemimpin para punokawan Pendawa, meminta semua yang hadir tenang, menyerahkan semua urusan kepada dirinya.
Tak lama Prabu Setijo dan Antaraja tiba, merangsek masuk ke pendopo Karangkadempel. Mereka langsung protes dan mencecar Prabu Kresna dan Werkudara.
Semar mengeluarkan kesaktiannya, membuat Prabu Setijo dan Antarejo akhirnya tak mampu bergerak. Mereka seperti dibekukan.
Semua yang hadir di pendopo Karangkadempel diminta mendengarkan. Nasihat itu diharapkan diresapi oleh putra dan cucu Pendawa. Semar minta maaf jika ada yang salah.
Setelah itu, Semar menyampaikan 10 pitutur luhur, pesan tentang 10 sikap utama dalam hidup dan kehidupan. Satu di antaranya pentingnya sikap rendah hati dan mengasihi sesama manusia. (TRIBUNJOGJA.COM | Setya Krisna Sumargo)