Status Siaga Gunung Merapi
UPDATE TERKINI Gunung Merapi : Teramati Guguran ke Kali Trising Sejauh 500 Meter
BPPTKG melaporkan sempat teramati 1 kali guguran ke Kali Trising, Senowo dengan jarak 500 meter antara pukul 06.00-12.00 WIB.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada Selasa (17/11/2020) melaporkan sempat teramati 1 kali guguran ke Kali Trising, Senowo dengan jarak 500 meter antara pukul 06.00-12.00 WIB.
Pada periode yang sama sempat pula terdengar suara guguran dengan kekuatan suara sedang sebanyak 2 kali dari Babadan.
Sebagaimana dijelaskan BPPTKG sebelumnya, guguran yang sering terjadi sejak status Gunung Merapi dinaikkan menjadi siaga adalah guguran dari material lava lama di sekitar tebing kawah Merapi.
Sementara, dari laporan amatan satu hari sebelumnya, yakni Senin (16/11/2020) pukul 00.00-24.00 WIB terdengar suara guguran sebanyak 6 kali dengan kekuatan suara lemah hingga sedang dari pos pengamatan Gunung Merapi (PGM) Babadan.
Baca juga: Kilatan Cahaya di Puncak Merapi Terekam CCTV, Begini Penjelasan Dosen UGM
Kegempaan yang terjadi dalam kurun waktu tersebut di antaranya 69 gempa guguran, 262 gempa hybrid/fase banyak, 40 gempa vulkanik dangkal, 2 gempa tektonik, dan 53 gempa hembusan.
Secara visual asap berwarna putih, intensitas tebal dengan ketinggian 150 m di atas puncak.
Selain itu, laju rata-rata deformasi Gunung Merapi dalam periode tersebut melalui pantauan menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan adalah sebesar 12 cm/hari.
Untuk potensi bahaya, Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan, saat ini masih sesuai rekomendasi, yaitu guguran lava, lontaran material vulkanik dari erupsi eksplosif, dan awan panas sejauh maksimal 5 km dari puncak Merapi.
Sejak 5 November 2020, BPPTKG telah menetapkan Gunung Merapi berstatus Siaga (level III).
Dengan status tersebut, BPPTKG menyimpulkan prakiraan daerah bahaya meliputi Kabupaten Sleman, DIY, di Kecamatan Cangkringan; Desa Glagaharjo (Dusun Kalitengah Lor), Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem), dan Desa Umbulharjo (Dusun Palemsari).
Selanjutnya, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, di Kecamatan Dukun; Desa Ngargomulyo (Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar); Desa Krinjing (Dusun Trayem, Pugeran, Trono); dan Desa Paten (Babadan 1, Babadan 2).
Baca juga: Warga Lereng Merapi Sering Dengar Suara Gemuruh, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah di Kecamatan Selo; Desa Tlogolele (Dusun Stabelan, Takeran, Belang); Desa Klakah (Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur); dan Desa Jrakah (Dusun Jarak, Sepi).
Selain itu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah di Kecamatan Kemalang; Desa Tegal Mulyo (Dusun Pajekan, Canguk, Sumur); Desa Sidorejo (Dusun Petung, Kembangan, Deles); dan Desa Balerante (Dusun Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang).
Hanik menambahkan, penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan. Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.
Di samping itu, pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat. (TRIBUNJOGJA.COM)