Gunung Merapi

Kilatan Cahaya di Puncak Merapi Terekam CCTV, Begini Penjelasan Dosen UGM

Kilatan Cahaya di Puncak Merapi Terekam CCTV, Begini Penjelasan Dosen UGM

Editor: Hari Susmayanti
istimewa
Tangkapan layar cahaya yang melintas di puncak Merapi 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Di saat status Gunung Merapi dinaikan menjadi siaga, sebuah kilatan cahaya tertangkap kamera CCTV melintas di puncak gunung yang terletak di empat kabupaten di Jateng dan DIY tersebut.

Sontak, kilatan cahaya itu banyak dikait-kaitkan dengan aktifitas Gunung Merapi.

Menyikapi fenomena alam tersebut, dosen Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Budaya UGM, Wisma Nugraha Christianto menduga kilatan cahaya itu merupakan lintang alihan.

Menurut dia, lintang alihan dapat ditemukan di mana saja selama secara visual langit terang atau sedikit mendung, dengan didukung lingkungan yang gelap.

"Karena Merapi sedang bergolak, dan kamera menangkap fenomena itu, jadilah kita menafsirkan macam-macam, sesuai dengan ilmu titen masyarakat," katanya saat dihubungi, Senin (17/11/2020).

Sedangkan fenomena seperti letusan, ia mengira hal tersebut lantaran adanya proses elektron dan neutron dari gesekan dengan gumpalan awan.

"Empat hari lalu di Yogyakarta sering terjadi petir tapi hanya diikuti hujan rintik-rintik.

Daya tarik menarik elektron itu bisa menyuburkan tanah," ucap dia.

Selain itu, lanjutnya, banyak masyarakat yang menafsirkan letusan hijau atau biru yang terekam kamera CCTV adalah sebuah fenomena yang akan memberikan kesuburan kepada para petani.

"Ada tafsir sebagian masyarakat bahwa letusan berwarna hijau, biru itu tanda (signifikasi) akan ada kesuburan baru bagi petani," katanya.

Baca juga: Dinsos DIY Siapkan 200 Ton Beras Untuk Ketercukupan Logistik Pengungsi Gunung Merapi

Baca juga: Pengungsi Lansia di Balai Desa Glagaharjo Sleman Mengeluh Sakit, Petugas Keliling Setiap Hari

Muncul Suara Gemuruh

Warga lereng Gunung Merapi mendengar suara gemuruh setiap hari setelah gunung itu dinaikkan statusnya menjadi siaga (level III).

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan kejadian itu dikarenakan adanya tekanan dari dalam.

"Penjelasan ilmiahnya terkait dengan terdengarnya suara gemuruh adalah, pada saat ada tekanan magma ke permukaan maka ada guguran-guguran terjadi," kata Hanik saat dihubungi, Senin (16/11/2020).

Hanik menjelaskan, terjadinya tekanan magma ke permukaan membuat material-material yang berada di puncak Gunung Merapi menjadi tidak stabil sehingga terjatuh.

"Karena tidak stabil material tersebut ngglundung (terjatuh), sehingga membuat suara gemuruh tadi. Magma kan terus menuju ke permukaan, karena ada magma yang menuju permukaan material yang di atas jadi tidak stabil," ucap Hanik.

Dia menuturkan masyarakat setempat sudah mengerti dengan apa yang harus dilakukan dan bersikap ketika terdengar suara gemuruh dari Gunung Merapi.

"Sudah kita sosialisasikan kepada masyarakat, BPBD juga sudah bergerak. Jadi, saya kira semua sudah on the track," katanya.

Hanik mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mengikuti informasi dari BPPTKG.

Jika mendapatkan informasi dan ragu-ragu akan kebenarannya dia mempersilahkan masyarakat untuk menghubungi BPPTKG.

"Kalau dapat informasi dan ragu akan kebenarannya bisa langsung konfirmasi ke kami, karena kami punya tim informasi," ujarnya.

Menurut laporan aktivitas Gunung Merapi, periode pengamatan 15 November 2020 pukul 00.00-24.00 WIB terdengar suara guguran di lereng Barat Gunung Merapi, sebanyak lima kali (lemah hingga keras) dari PGM Babadan.

Diberitakan sebelumnya, BPPTKG mencatat pada hari Kamis (12/11/2020) laju deformasi Gunung Merapi rata-rata 13 sentimeter per hari. Laju rata-rata diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kilatan Cahaya yang Terekam CCTV di Puncak Merapi Diduga Lintang Alihan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terdengar Suara Gemuruh dari Gunung Merapi, Ini Penjelasan BPPTKG

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved