Siagakan Anak Hadapi Bencana, Tagana DIY Masuk Panti Asuhan

Melalui program ini anak-anak dan petugas panti diberitahu mengenai hal-hal yang berakibat dari bencana itu sendiri.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa
Tagana DIY memberi penyuluhan mitigasi bencana di RPA Wiloso Projo, Jetis, Yogyakarta, Selasa (10/11/2020). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA. COM, YOGYA - Di masa normal sebelum pandemi Covid-19, Dinas Sosial DIY memilki program taruna siaga bencana (Tagana) masuk sekolah.

Namun, saat ini seluruh sekolah masih menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Maka dari itu, di masa pandemi program tersebut dialihkan menjadi Tagana masuk panti asuhan.

Tujuannya adalah mengenalkan berbagai macam bencana dan upaya mengurangi risiko bencana dengan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana, yang dikenal dengan sebutan mitigasi bencana kepada anak-anak dan petugas panti jika terjadi bencana alam maupun sosial dan non alam.

Kepala Seksi Penanganan Korban Bencana Alam dan Bencana Sosial Dinas Sosial DIY, Subakir, menjelaskan melalui program ini anak-anak dan petugas panti diberitahu mengenai hal-hal yang menjadi akibat dari bencana itu sendiri.

Mereka juga dikenalkan bagaimana cara menghadapi bencana sejak sebelum, saat, dan setelah bencana terjadi.

"Semisal jika terjadi gempa bumi bagaimana. Ini untuk mengurangi risiko terjadinya korban sebagai akibat dari bencana. Bagaimana cara menghadapinya dan apa yang harus dilakukan," ujarnya saat ditemui di Rumah Pengasuhan Anak (RPA) Wiloso Projo, Jetis, Yogyakarta, Selasa (10/11/2020).

Subakir menambahkan, pihaknya dalam seminggu terakhir menugaskan 20 personel Tagana untuk melakukan sosialisasi di 50 lokasi panti asuhan di DIY.

"Satu hari bisa 8-10 lokasi. Kegiatan kali ini merupakan pengenalan. Tahun depan bagi yang sudah diberikan ini mungkin akan kami berikan lanjutan simulasi bencana," ucapnya.

Ditemui di kesempatan yang sama, Kepala Posko Tagana DIY, Winarto, menyampaikan siang itu pihaknya melakukan sosialisasi terkait mitigasi untuk 5 jenis bencana.

Di antaranya angin puting beliung, banjir, gempa bumi, gunung meletus, dan kebakaran.

"Ada 13 macam bencana yang perlu kita ketahui mitigasinya, namun karena keterbatasan waktu kami sampaikan 5 dulu. Pengurangan risiko bencana ini harus diketahui oleh siapa pun, di mana pun, dan kapan pun, " tandasnya.

Sementara itu, Kepala UPT RPA Wiloso Projo, Ari Arif Purnama Wati, berharap dengan adanya sosialisasi dari Tagana anak-anak dapat lebih mengerti tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana.

"Semoga dengan Tagana memberi penyuluhan anak-anak mengerti. Kami tidak berharap ada bencana, tetapi kalau ada bencana anak-anak jadi tahu harus apa, bagaimana, dan ke mana. Sangat bermanfaat apalagi sekarang ini kita diancam oleh macam-macam bencana," tuturnya. 

( tribunjogja.com / uti )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved