Gunungkidul

RSUD Saptosari Diresmikan Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional ke-56

Pembangunan RSUD Saptosari memakan waktu selama 3 tahun hingga akhirnya resmi beroperasional hari ini.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Bupati Gunungkidul Badingah saat menandatangani prasasti dan menggunting pita tanda diresmikannya RSUD Saptosari pada Kamis (12/11/2020). 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saptosari diresmikan pada Kamis (12/11/2020).

Peresmian tergolong istimewa karena bersamaan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-56 tahun ini.

Acara peresmian dihadiri sejumlah pejabat penting.

Termasuk di antaranya Bupati Gunungkidul Badingah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul Dewi Irawaty, hingga pejabat lainnya.

Dewi menyampaikan pembangunan RSUD Saptosari memakan waktu selama 3 tahun hingga akhirnya resmi beroperasional hari ini.

Baca juga: Cegah Penularan Covid-19, Bawaslu Gunungkidul Tegaskan Kampanye Tatap Muka Wajib Patuhi Prokes

"Pembangunan menelan dana lebih dari Rp 45 miliar, bersumber dari APBD. Luas keseluruhan mencapai 5.120 meter persegi," kata Dewi.

Posisi RSUD Saptosari terbilang strategis.

Pasalnya RS pemerintah tersebut berada persis di pinggir Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS), sehingga memudahkan warga setempat hingga wisatawan yang membutuhkan layanan kesehatan.

Dewi menyebut serangkaian acara sudah dilakukan dalam meresmikan RSUD Saptosari.

Antara lain berbagai perlombaan, kegiatan sosial, hingga gelar wicara (talkshow) di berbagai media nasional dan media sosial.

"Kami optimis RSUD Saptosari mampu berkembang pesat jadi pilihan masyarakat, terutama di zona selatan Gunungkidul," ujarnya.

Badingah dalam sambutannya merasa terharu dengan diresmikannya RSUD Saptosari.

Baca juga: Pemkab Gunungkidul Inisiasi Pembangunan Karang Raya Ecopark, Kembangkan Tanaman Srikaya

Pasalnya, rumah sakit ini merupakan wujud nyata dari visi-misi yang digaungkan saat mencalonkan diri sebagai Bupati.

Peresmian RS ini pun sempat mengalami penundaan.

Seharusnya peresmian dilakukan pada Mei 2020, namun karena pandemi akhirnya mundur jadi November ini.

"Sepanjang tahun ini, kita semua telah melewati ujian berat dengan adanya pandemi yang sampai saat ini masih terus mengancam," kata Badingah.

Ia pun berharap RSUD Saptosari bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat di zona selatan.

Termasuk meminta seluruh jajaran manajemen RS untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik dan profesional.

Direktur Utama (Dirut) RSUD Saptosari Eko Darmawan mengatakan RS tersebut dipastikan layak beroperasi.

Hal ini didasarkan pada hasil assessment Dinkes DIY dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi).

Baca juga: Siapkan Lahan 137 Hektare, DPP Gunungkidul Optimalkan Budidaya Beras Merah

"Apalagi RSUD Saptosari juga sudah digunakan untuk menampung dan melayani pasien positif COVID-19," kata Eko.

Demi kenyamanan dan keamanan, ia memastikan akan ada pemisahan layanan sehingga pasien umum pun tetap mendapatkan fasilitas kesehatan secara optimal.

Proses penyempurnaan pun masih terus dilakukan.

Adapun layanan yang sudah tersedia saat ini berupa Instalasi Gawat Darurat (IGD), layanan rawat jalan, dan rawat inap.

Poli yang disediakan adalah Penyakit Dalam, Gigi dan Mulut, Kebidanan dan Kandungan, serta penunjang berupa Laboratorium dan Radiologi.

"Semua sudah didukung dengan tenaga handal di bidangnya serta berbagai peralatan modern," jelas Eko.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved