Makna Filosofis Tiga Wayang yang Diwariskan Ki Manteb Sudarsono kepada Gading Pawukir

Ki Manteb tak sembarangan memberikan tiga sosok wayang kepada Gading Pawukir, yang digadang-gadang kelak bakal menjadi penerus Ki Seno Nugroho

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
YouTube Gatot Jatayu/Tribun Batam
Ki Manteb Sudarsono dan Gading Pawukir Seno Saputro (kanan) 

Selain mewariskan tiga wayang, Dalang yang dikenal dengan Jargon "Oye" itu juga memberikan nama tambahan "Seno Saputro" kepada Gading Pawukir.

Sebab, Gading merupakan anak Seno Nugroho dan sudah dianggap seperti cucunya sendiri.

Dalang beken Ki Seno Nugroho memang telah tiada.

Baca juga: Ini Pesan Dalang Ki Manteb Sudarsono untuk Gading Pawukir, Putra Almarhum Ki Seno Nugroho

Baca juga: Orang Dekat Ungkap Detik-detik Terakhir Ki Seno Nugroho, Bapak Meninggal dengan Wajah Tersenyum

Namun demikian, Ki Manteb Sudharsono tetap optimis kelak di Yogyakarta akan muncul dalang kondang seperti Seno Nugroho. 

"Yang saya jagokan anaknya Seno itu. Menurut saya mudah-mudahan kacamata saya masih bisa melihat. Anak ini (Gading) akan menjadi baik," ucapnya.

Sama seperti Seno Nugroho yang sudah dianggap anak, Ki Manteb juga membuka pintu lebar-lebar kepada Gading apabila ingin belajar mendalang kepada dirinya.

Sempat Beri Pesan Khusus

Sebelumnya, Ki Manteb juga sempat menyampaikan pesan khusus setelah Ki Seno Nugroho meninggal dunia.

Kepada putra mendiang Ki Seno, Gading Pawukir, secara khusus Ki Manteb Sudarsono menyampaikan sederet pesan, permintaan, sekaligus tawaran.

“Seno itu punya bibit bagus, cucuku Gading Pawukir. Ayo nak, bapak sudah tidak ada, aku ya paham bagaimana rasanya kehilangan bapak, tapi sudahilah sedihmu,” pinta Ki Manteb.

Ki Manteb Sudharsono hadir di tahlilan 7 hari meninggalnya Almarhum Ki Seno Nugroho di Dusun Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul. 
Ki Manteb Sudharsono hadir di tahlilan 7 hari meninggalnya Almarhum Ki Seno Nugroho di Dusun Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul.  (TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin)

“Kamu tangisi seperti apapun, bapak sudah tiada. Unen-unen mengatakan mikul dhuwur mendem jero, dadi terusno sejarahe bapakmu,” lanjut Ki Manteb.

“Kamu senang wayangnya Mbah Manteb, ayo belajar sama Mbah Manteb. Bapakmu dulu yang membesarkan ya aku,” lanjutnya.

“Bermain wayanglah yang baik, kalau bisa lebihi bapakmu. Ikhlaskan bapakmu, kamu yang meneruskan dharmanya,” ujar Ki Manteb yang masih terus mendalang di usianya yang cukup sepuh.

“Mau meniru bapakmu, apik. Mau meniru Mbah Mantep, ayo, kapan-kapan suk ketemu Mbah Manteb, tak ajari, mumpung Mbah Manteb masih bisa mengajari,” lanjutnya.

( tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved