Status Siaga Gunung Merapi
Ratusan Warga Desa Rawan Bahaya Merapi di Magelang Mengungsi ke Tempat Pengungsian
Warga dari prakiraan daerah bahaya Erupsi Gunung Merapi, Desa Krinjing dan Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Warga dari prakiraan daerah bahaya Erupsi Gunung Merapi, Desa Krinjing dan Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang sebagian telah mengungsi, Jumat (6/11/2020).
Seperti warga Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang yang telah mengungsi ke desa penyangga di Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Sebagian warga sudah berada di tempat pengungsian di Balai Desa Deyangan.
Mereka menempati bilik-bilik yang telah disekat di tempat pengungsian. Pengungsi yang diprioritaskan adalah kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, ibu hamil, orang sakit dan difabel.
Baca juga: Pemda DI Yogyakarta dan Pemkab Sleman Alokasikan Rp 12 miliar untuk Mitigasi dan Dampak Merapi
Baca juga: Sebanyak 1.103 Pelaku Wisata di Kota Yogya Masuk Daftar Bakal Calon Penerima Dana Hibah
Berdasarkan data dari posko pengungsian di Balai Desa Deyangan, ada sekitar 126 warga dari Dusun Trono, Pugeran dan Trayem, Desa Krinjing yang telah mengungsi ke sini.
Mereka terdiri dari lansia sebanyak 36 orang, ibu menyusui 10, dewasa 28, balita 46, ibu hamil 3, difabel 2, dan orang sakit 1 orang.
Para pengungsi datang dengan mengendarai kendaraan mobil bak terbuka dan kendaraan lainnya yang disediakan oleh pemerintah desa. Mereka pun mengungsi ke bilik-bilik yang telah disediakan.
Baca juga: Silakan Cek Rekening, Subsidi Gaji Karyawan Tahap Dua Mulai Disalurkan Hari Ini
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 6 November 2020: Kasus Baru Bertambah 3.778, Total Kini Jadi 429.574
Salah seorang pengungsi dari Dusun Trayem, Krinjing, Samini (50), mengatakan, pihaknya berangkat bersama cucunya ke tempat pengungsian dan langsung menempati bilik yang telah disediakan.
Sementara itu, Ginem (33), pengungsi dari Dusun Pugeran, Krinjing, mengatakan,dirinya datang sekitar pukul 11.00 WIB bersama anaknya yang berusia lima tahun.
Saat ini, warga masih kekurangan alat untuk mandi, selimut, handuk.
"Kipas angin perlu dinyalakan karena udara yang panas di tempat pengungsian," katanya. (rfk)