Gunung Merapi
Penjelasan BPPTKG Yogyakarta Naikkan Status Gunung Merapi ke Siaga
peningkatan status Gunung Merapi menjadi siaga atau level III. Sebelum naik ke siaga, Gunung Merapi telah berstatus waspada
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Iwan Al Khasni
Menurut Hanik, jika ada magma yang berjalan ke permukaan maka di sana ada tekanan.
Tekanan inilah yang mengakibatkan tubuh gunung api mengembang dengan kecepatan mm, cm, hingga meter (jika terjadi erupsi besar) per hari.
Ditanya mengapa deformasi saat ini dominan di sektor barat, Hanik menjelaskan sebenarnya pengukuran dilakukan di seluruh keliling Gunung Merapi.
Besar kecilnya deformasi mengindikasikan besar kecilnya tekanan yang terjadi dari dalam.
“Kalau ke arah barat berarti titik gembungnya itu ada di sisi barat,” lanjut Hanik.
Kondisi data pemantauan di atas, kata Hanik, sudah melampaui kondisi menjelang munculnya kubah lava 26 April 2006, tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi sebelum erupsi 2010.
Berdasarkan pengamatan morfologi kawah Gunung Merapi dengan metode foto udara (drone) pada 3 November 2020 belum terlihat adanya kubah lava baru.

“Sampai saat ini, dengan adanya kegempaan dan deformasi yang masih terus meningkat dimungkinkan adanya proses ekstrusi magma secara cepat atau letusan eksplosif,” beber Hanik.
Menurutnya, potensi ancaman bahaya saat ini berupa guguran lava, lontaran material, dan awan panas sejauh maksimal 5 km.
“Berdasarkan evaluasi data pemantauan tersebut disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk,” imbuhnya.
Potensi Bahaya
Potensi bahaya saat ini terdapat di 13 desa dan 30 dusun.
Prakiraan daerah bahaya di DIY meliputi Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Tepatnya di Dusun Kalitengah Lor, Desa Glagaharjo; Dusun Kaliadem, Desa Kepuharjo; dan Dusun Pelemsari, Desa Umbulharjo.
Sementara, di Jawa Tengah terdapat di tiga kabupaten, yakni Magelang, Boyolali, dan Klaten, tersebar di 27 dusun, 9 desa, dan 3 kecamatan.
Dengan peningkatan status dari waspada menjadi siaga, potensi bahaya yang semula berada dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi, kini ditingkatkan menjadi 5 km.