Dalang
Dalang Senior Sebelum Ki Seno Nugroho, Ada Ki Manteb Soedharsono, Ki Anom Suroto dan Ki Narto Sabdo
Dalang Senior Sebelum Ki Seno Nugroho, Ada Ki Manteb Soedharsono, Ki Anom Suroto dan Ki Narto Sabdo
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yudha Kristiawan
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA, - Dalang bisa disebut sebagai sebuah profesi layaknya Masinis Kereta Api, Pilot Pesawat atau Nahkoda Kapal Laut.
Salah satu profesi yang memang tak banyak digeluti khalayak lantaran membutuhkan proses panjang untuk kemudian bisa menjadi seorang Dalang.
Profesi Dalang menjadi salah satu profesi yang dianggap berwibawa. Di dunia seni pertunjukan wayang kulit, Dalang menjadi tokoh sentral jalannya pertunjukan.
Bahasa mudahnya, dalam pertunjukan wayang kulit, posisi Dalang serupa peran Sutradara dalam pembuatan sebuah film.
Dalang dalam dunia pewayangan diartikan sebagai seseorang yang mempunyai keahlian khusus memainkan boneka wayang atau dalam bahasa jawa disebut ndalang.
Baca juga: Dalang Ki Seno Nugroho Masih Sempat Bercanda di Grup WhatsApp Sebelum Meninggal
Baca juga: Sebelum Meninggal, Ki Dalang Seno Sempat Bersepeda dan Minta Dijemput
Baca juga: Keinginan Terakhir dan Wasiat Dalang Ki Seno Nugroho : Ingin Diiringi Gamelan Bila Meninggal Dunia
Keahlian Dalang memang tak main main, ia dituntut harus fasih memerankan ratusan karakter wayang, hafal gesture masing masing tokoh wayang hingga suara dan nada berbicara dalam satu waktu.
Ki Seno Nugroho menjadi salah satu Dalang yang sukses melanjutkan regenerasi Dalang Dalang ternama sebelumnya.
Berikut nama tiga Dalang yang bisa disebut sudah melegenda di dunia pertunjukan wayang :

1. Ki Nartosabdo menjadi salah satu Dalang wayang kulit yang legendaris yang memiliki perjalanan karir unik.
Ia lahir di Klaten, 25 Agustus 1925. Ki Nartosabdo yang memiliki nama asli Soenarto ini awalnya adalah seorang musisi, pemain biola di sebuah orkes keroncong sebelum mengenal dunia pedalangan.
Pada tahun 1945 Soenarto, putra seorang perajin sarung keris bernama Partinoyo ini, berkenalan dengan pendiri grup Wayang Orang Ngesti Pandowo, yaitu Ki Sastrosabdo.
Sejak perkenalan itulah, Soenarto mulai belajar dunia pedalangan dengan Ki Sastrosabdo sebagai gurunya.
Lantaran dianggap banyak berjasa dengan membuat beragam kreasi baru bagi grup tersebut, Soenarto memperoleh gelar tambahan "Sabdo" di belakang nama aslinya.
Gelar itu diterimanya pada tahun 1948, sehingga sejak saat itu namanya berubah menjadi Nartosabdo.
Soenarto sendiri merupakan putra seorang perajin sarung keris bernama Partinoyo.
