Gunungkidul
BMKG Sarankan Curah Hujan Tinggi La Nina Dimanfaatkan Optimal di Gunungkidul
Warga diimbau menyiapkan tempat penampungan air sehingga air hujan bisa dikumpulkan secara maksimal.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Fenomena iklim La Nina mulai melanda sebagian besar wilayah Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Gunungkidul.
Curah hujan yang tinggi pun mulai dirasakan akhir-akhir ini.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita melihat ada dampak positif yang bisa dimanfaatkan dari fenomena ini.
"Curah hujan kan meningkat, itu artinya akan ada pasokan air berlebih bagi daerah-daerah yang biasanya kering di Gunungkidul," katanya di Kapanewon Gedangsari, Selasa (03/11/2020) lalu.
Baca juga: Hadapi La Nina, DLH Gunungkidul Kaji Potensi Pohon Tumbang
Dwikorita pun menyarankan warga menyiapkan tempat penampungan air sehingga air hujan bisa dikumpulkan secara maksimal.
Selain dimanfaatkan untuk pertanian dan kebutuhan sehari-hari, cara ini dianggap bisa mencegah banjir.
Berkaitan dengan potensi longsor akibat La Nina, ia mengimbau warga agar tidak melakukan pemapasan lereng perbukitan.
Penanaman jenis tanaman yang bisa menguatkan akar tanah pun perlu digalakkan demi mencegah longsor.
"Perlu ada pengaturan tata air yang baik untuk mencegah potensi longsor dan banjir," ujar Dwikorita.
Menurut prediksi BMKG, Gunungkidul akan mendapatkan peningkatan curah hujan sekitar 10-30 persen dalam sebulan.
Curah hujan akan mencapai 50-120 mm, dan akan terus bertambah hingga puncaknya pada bulan Januari-Februari 2021.
Meski demikian, Dwikorita meminta masyarakat tidak mengkhawatirkan fenomena alam ini.
Baca juga: BPBD Gunungkidul Antisipasi Potensi La Nina di 10 Kapanewon
Sebab ia memastikan La Nina hanya menyebabkan peningkatan curah hujan.
"La Nina beda dengan badai tropis, di mana sifatnya lebih merusak," jelasnya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul sendiri sudah melakukan berbagai langkah antisipasi.