Kabupaten Bantul
Mengenal Briptu Ima, Polwan Cantik yang Pernah Disandera Kelompok Bersenjata di Afrika
Mengenal Briptu Ima, Polwan Cantik yang Pernah Disandera Kelompok Bersenjata di Afrika
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Hari Susmayanti
Pengalaman disandera ternyata bukan satu-satunya pengalamannya bersingungan langsung dengan kelompok bersenjata.
"Saat itu kelompok sedang melakukan patroli, kemudian terjadi baku tembak, dan kami berada di tengah baku tembak itu. Tentu ada perasaan cemas, tetapi akhirnya kami semua bisa kembali dengan sehat,"sambungnya.
Meski terkesan sangar saat menenteng senjata, namun sosok perempuan kelahiran Bantul, 01 Agustus 1994 tersebut sangat dekat dengan anak-anak di Bangui.
Banyak foto kedekatannya dengan anak-anak Bangui yang dibagikan melalui sosial media pribadinya.
Setelah kepulangannya dari Bangui pada September lalu, Ima harus kembali beradaptasi dengan Indonesia. Selisih enam jam membuatnya sedikit kesulitan mengatur pola tidur.
"Perbedaan waktu enam jam, harus adaptasi lagi. Sempat sulit mengatur pola tidur, tetapi saat ini sudah normal lagi,"ujarnya.
Baca juga: Hari Pertama Malioboro Bebas Kendaraan Bermotor, Pemasukan PKL Turun 30 Perssen
Ia mengaku pengalaman selama di Bangui, Afrika Tengah sangat berharga. Jika dibandingkan dengan Indonesia, keadaan di Bangui sangat memprihatinkan.
"Harus lebih banyak bersyukur, kalau dibandingkan dengan Indonesia sangat jauh. Di sana tidak ada sekolah, untuk makan dan minum susah.
Kadang meraka kalau ketemu kami tidak minta barang, tetapi minta makanan. Anak-anak dikasih permen, biskuit saja sudah senang sekali, makanya kami dekat dengan anak-anak,"tambahnya.
"Kami tidak tega, makanya kami sering berbagi makanan dengan mereka. Orang Indonesia dikenal sebagai orang baik.
Bahkan saat kami pulang anak-anak sampai menangis, tidak mau ditinggal. Sampai sekarang ada beberapa yang masih berkomunikasi dengan whatsapp,"tutupnya. (Tribunjogja/Christi Mahatma Wardhani)