Yogyakarta

Inflasi Dua Bulan Terakhir Tunjukkan Konsumsi Masyarakat di DIY Mulai Meningkat

Inflasi Dua Bulan Terakhir Tunjukkan Konsumsi Masyarakat di DIY Mulai Meningkat

Penulis: Santo Ari | Editor: Hari Susmayanti
centralfutures.com
Ilustrasi: Inflasi 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - DIY pada Oktober 2020 mencatatkan inflasi 0,08% (mtm). Dengan realisasi tersebut, laju inflasi DIY secara akumulatif sampai dengan Oktober 2020 tercatat 0,78% (ytd) atau secara tahunan 1,51% (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Hilman Tisnawan mengungkapkan, capaian ini berada di atas inflasi nasional yakni 1,44% (yoy).

Walaupun demikian realisasi inflasi DIY maupun nasional tersebut, berada di bawah sasaran yang ditetapkan, yakni 3,0%±1% (yoy).

"Inflasi yang terjadi di DIY melanjutkan tren inflasi yang terjadi pada dua bulan terakhir. Kondisi ini menjadi indikasi positif yang menunjukkan konsumsi masyarakat mulai meningkat," ungkapnya Senin (2/11/2020).

Hal ini didukung oleh Survei Konsumen pada Oktober 2020, di mana Indeks Kondisi Ekonomi di DIY bergerak meningkat dari level 60,33 pada bulan sebelumnya menjadi level 61,83.

Hilman menjelaskan, inflasi yang terjadi pada Oktober 2020 terutama disebabkan oleh inflasi kelompok inti (core inflation) dan inflasi kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices).

Baca juga: Desle Virtual Ride Ajak Goweser Promosikan Destinasi Wisata di Daerahnya

Baca juga: Kendi Sembada, Cara Kreatif Sleman Bangkitkan UMKM di Masa Pandemi

Adapun kelompok harga pangan bergejolak (volatile food) masih melanjutkan deflasi selama empat bulan berturut-turut.

Dari sisi inflasi kelompok inti, inflasi terjadi akibat kenaikan tarif akademi/perguruan tinggi dan upah tukang bukan mandor.

Ia mengungkapkan, kenaikan tarif terjadi seiring dengan dimulainya kegiatan tahun ajaran baru.

"Selain itu, terdapat optimisme perguruan tinggi terhadap dibukanya perkuliahan tatap muka secara terbatas pada akhir 2020 yang mendorong perguruan tinggi untuk meningkatkan tarif sesuai siklusnya," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengungkapkan upah tukang juga mengalami kenaikan 3,43% (mtm). Hal ini didorong oleh meningkatnya permintaan pada proyek-proyek konstruksi yang harus segera diselesaikan pada 2020.

Adapun proyek konstruksi khususnya milik pemerintah sempat dihentikan pada awal penyebaran pandemi.(Tribunjogja/Santo Ari)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved