Kesehatan

Tips Agar Anak Tidak Ketergantungan Internet, Spesialis Kejiwaan RSA UGM : Butuh Peran Orang Tua

Kecanduan internet ini sering mengakibatkan anak-anak malas belajar dan memengaruhi kesehatan baik fisik maupun mental.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
irishtimes
Ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Internet memiliki sisi positif dan negatif bagi anak.

Sisi positif internet misalnya, anak lebih mudah mengakses informasi, bahkan saat ini digunakan untuk sekolah daring.

Namun demikian, penggunaan internet tidak boleh berlebihan.

Dokter spesialis kejiwaan Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, dr Shinta Retno Kusumowati, SpKJ mengatakan penggunaan internet harus dibatasi.

Baca juga: Tips Mengatasi Kecanduan Internet pada Anak

Terlebih, fenomena kecanduan internet pada anak kian marak dalam beberapa waktu terakhir.

Kecanduan internet ini sering mengakibatkan anak-anak malas belajar dan memengaruhi kesehatan baik fisik maupun mental.

Menurut Shinta, cara utama untuk mengatasi anak yang kecanduan internet adalah dengan memberikan batasan waktu pada anak dalam mengakses internet.

Ia mengatakan, orang tua memegang peranan penting dalam mengatasi kecanduan internet pada anak.

Orang tua diharapkan bisa dengan jelas memberi batasan waktu bagi anak untuk mengakses internet.

“Sebelum memberikan gadget atau fasilitas mengakses internet sebaiknya orang tua membuat kontrak dengan anak untuk akses penggunaan internet. Misal, boleh mengakses berapa lama, jika mengakses berlebih sanksinya apa,” tuturnya dalam diskusi bertajuk ‘Tips Mengatasi Ketergantungan Internet Pada Anak Remaja di Masa Pandemi Covid-19’ melalui kanal YouTube RSA UGM.

Baca juga: Pentingnya Menyadari Gejala Kecanduan Internet

Cara berikutnya adalah memberikan pengertian pada anak terkait alasan pembatasan penggunaan gadget dan internet.

“Orang tua perlu memberikan penjelasan terkait dampak negatif yang didapat ketika kecanduan internet, seperti munculnya masalah kesehatan mata, saraf, bahkan depresi,” jelasnya.

Shinta melanjutkan, langkah lain yang bisa dilakukan adalah memberikan anak kegiatan alternatif selain internet.

Misalnya, memfasilitasi kegiatan sesuai dengan hobi atau kesukaan anak yang tidak menggunakan internet.  

“Alihkan pada kegiatan lain yang positif atau bermanfaat,” imbuhnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved