UPN Veteran Yogyakarta Dampingi Karangtalun Bantul Jadi Kawasan Wisata Berbasis Budaya
Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, melalui lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat (LP2M)
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, melalui lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat (LP2M) resmi menjadikan Padukuhan Karangtalun, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul sebagai desa binaan menuju kawasan wisata berbasis budaya.
Wujud nyatanya, UPN akan melakukan pendampingan secara berkelanjutan, untuk membangun co-creation, atau mengkreasikan program-program berbasis potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat.
Rektor UPN Yogyakarta, Muhammad Irhas Effendi mengatakan, desa binaan merupakan upaya untuk mengimplementasikan visi dan misi dari Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta, melalui Tridharma perguruan tinggi, yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian. Desa binaan adalah bagian dari pengabdian UPN kepada masyarakat, dengan tetap berlandaskan pada nilai-nilai bela negara.
Menurutnya, UPN nanti akan melakukan pendampingan untuk memberdayakan dipelbagai aspek. Mulai dari potensi sumber daya alam, sumberdaya manusia hingga ekonomi.
"Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan pembangunan kawasan berkelanjutan," kata Muhammad Irhas, saat meresmikan Gapura kawasan Watu Hangga dan menandatangani prasasti desa binaan kawasan wisata budaya, di padukuhan setempat, Rabu (28/10/2020).
Selain Rektor, kegiatan tersebut dihadiri sejumlah pejabat tinggi UPN. Turut hadir Sekretaris Dinas Pariwisata Bantul, Anihayah, Wakil Ketua I DPRD Bantul Nur Subiyantoro, dan para pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompincam) Imogiri dan Pemerintah Desa Wukirsari, serta puluhan masyarakat setempat.
Baca juga: Masuk Musim Penghujan, Pemkot Yogya Instruksikan KTB Giatkan Patroli Udara
Baca juga: APMI Dibentuk untuk Memajukan Eksosistem Pertunjukan dan Festival Musik Indonesia
Baca juga: Personelnya Diduga Intimidasi Pedemo, Ini Kata Dansat Brimob Polda DI Yogyakarta
Melalui Desa Binaan, UPN mencanangkan Karangtalun menjadi kawasan wisata berbasis budaya melalui pendampingan dan pemberdayaan. Terdapat sejumlah potensi yang dimiliki Karangtalun.
Salah satunya adalah Watu Hangga atau Batu Onggo yang merupakan petilasan.
Batu tersebut diyakini masyarakat sebagai tempat bertapa pengawal Kerajaan Majapahit pada masa Kerajaan Brawijaya ke-5 atau sekitar tahun 1478.
Selain Watu Onggo, Dusun Pucung juga dikenal luas sebagai pusat penangkaran burung perkutut.
Sedikitnya, ada 43 tempat penangkaran burung perkutut di padukuhan tersebut.
Selain itu, ada juga potensi kerajinan anyaman bambu, kuliner hingga wayang tatah sungging.
Menurut Irhas, potensi lokal tersebut, menjadi daya tarik yang tidak dimiliki oleh desa lain.
Bahkan lebih spesifik menjadi ciri khas padukuhan setempat.
"Sehingga tidak bisa ditiru, dan tidak bisa diganti serta sangat bernilai," ucapnya.
Lebih lanjut, Irhas mengatakan, ada tiga indikator keberhasilan pengembangan wisata. Antara lain, banyak wisatawan yang datang berkunjung.
Kemudian, masa lama tinggal, dan wisatawan banyak membelanjakan uang di lokasi wisata. Karena itu, menurut dia, perlu ada kreasi seperti atraksi seni dan budaya. Sehingga wisatawan tertarik datang, berlama-lama, dan banyak membelanjakan uangnya.
"Karena itu yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di masyarakat," ucap dia.
Kepala Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul, Susilo Hapsoro mengapresiasi pendampingan dan dorong yang telah dan akan dilakukan oleh Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta di Karangtalun.
Menurutnya, selama empat bulan, warga sangat semangat melakukan kerja bakti. Semua itu demi satu tujuan, agar bisa menjadi desa wisata unggulan berbasis budaya di Imogiri.
Baca juga: Antisipasi Libur Panjang, Wisatawan di Candi Borobudur Jalani Swab dan Rapid Test Secara Acak
Baca juga: PHRI DI Yogyakarta: Libur Panjang 4 Hari, Okupansi Hotel Diharapkan Mencapai 80 Persen
Baca juga: UPDATE Peta Sebaran Kasus Baru Covid-19 Rabu 28 Oktober 2020, Berikut Data Rinci di 34 Provinsi
Ia berharap, adanya pendampingan dan dorongan, kedepan Karangtalun bisa tambah maju. "Sehingga warganya
sejahtera. Perekonomian meningkat," ucap Susilo.
Dukuh Karangtalun, Dewi Imawati mengatakan, potensi alam yang ditonjolkan di Karangtalun adalah batu onggo.
Selain itu, ada juga perbukitan yang menurutnya masih belum digarap maksimal.
Mayoritas masyarakat hidup dari bertani dan beternak burung perkutut.
Sementara kulinernya, ada oseng-oseng jambu mete dan gudeg bonggol pisang.
Dengan keunikan potensi yang dimiliki, Dwi berharap akan dapat mendukung dalam upaya pengembangan kawasan wisata berbasis budaya.
"Harapan kedepan kesejahteraan warga akan semakin meningkat," ujar dia. (Rif/adv)