Pembangunan Tol Daerah Istimewa Yogyakarta-Bawen-Solo Temui Kendala Ini

Persiapan pembangunan tol Yogyakarta Bawen dan Yogyakarta Solo yang awalnya direncanakan mulai 2021 masih menemui kendala.

skyscrapercity.com
Jalur Jalan Tol Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah 

Tribunjogja.com Yogyakarta -- Persiapan pembangunan tol Yogyakarta Bawen dan Yogyakarta Solo yang awalnya direncanakan mulai 2021 masih menemui kendala.

Kepala bidang reservasi I balai besar pembangunan jalan nasional, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Agus Sutarjo mengatakan, untuk perencanaan detail akan dilakukan mulai 2021 khususnya untuk pembebasan lahan.

"Kan ada dua ya untuk tol Yogyakarta-Jateng, yaitu dari Yogya- Bawen dengan panjang 71 kilomerter dan Yogya-Solo sepanjang 40,5 kilometer."

"Di mana keduanya untuk penlok (penetapan lokasi) sudah ditetapkan namun untuk perencanaan fisik masih belum bisa ditentukan,"katanya kepada Tribunjogja.com, pada Selasa (27/10/2020).

Ia menambahkan, pembahasan terkait pembebasan lahan masih menjadi kendala untuk membangun tol YogyakatJogja-Jateng.

Apalagi, wilayah Jogja banyak cagar budaya sehingga harus hati-hati dalam membangun konstruksi.

"Untuk melangkah membuat konstruksi banyak pertimnangan, jangan sampai lokasi cagar budaya rusak."

Kepala bidang reservasi I balai besar pembangunan jalan nasional,Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Agus Sutarjo, saat memberikan statemen terkait pembangunan  tol Jogja- Jateng, pada Selasa (27/10/2020) di Hotel Royal Ambarrukmo, kota Yogyakarta.
Kepala bidang reservasi I balai besar pembangunan jalan nasional,Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Agus Sutarjo, saat memberikan statemen terkait pembangunan tol Jogja- Jateng, pada Selasa (27/10/2020) di Hotel Royal Ambarrukmo, kota Yogyakarta. (Tribunjogja/ Nanda Sagita Ginting)

"Harus step by step, yang rawan untuk pembangunan ke arah wilayah Yogyakarta sedangkan dari daerah Solo menuju Klaten dan Prambanan lebih mudah,"ujarnya.

Sementara itu, saat disinggung terkait nilai pembebasan lahan pihaknya belum bisa memberikan statemen.

Sedangkan untuk proses ganti untung bagi masyarakat yang terkena dampak pembangunan tol Jogja- Jateng.

Pihaknya akan menyikapi sesuai dengan aturan pemerintah.

"Tentunya tahapan akan disesuaikan dengan aturan pemerintah. Mulai dari musyawarah hingga mufakat yang melibatkan pengembang, pemerintah daerah hingga pemerintah pusat. Kami akan ikuti aturan agraria yang berlaku,"tuturnya.

Sedangkan, untuk target penyelesaian tol Jogja-Jateng direncanakan pada 2024 sebelum berakhirnya masa kepemimpinan presiden Joko Widodo.

Rest Area

Peta jalur tol Yogyakarta-Solo yang masuk wilayah Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta
Peta jalur tol Yogyakarta-Solo yang masuk wilayah Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (Tribunjogja.com | Santo Ari)

Pembangunan Tol Yogyakarta Bawen dan Yogyakarta Solo nanti juga akan dilengkapai dengan rest area di beberapa titik.

"Nantinya, rest area ini akan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk keperluan ekonomi, misalnya dengan berjualan atau menjajakan produknya di sana,"jelasnya.

Ia menambahkan, akan mengedepankan produk masyarakat setempat atau produk dalam negeri yang akan dijual di sana.

Sementara itu, untuk produk asing persentasenya akan lebih kecil.

Keberadaan rest area sendiri, pihaknya masih belum bisa memastikan akan dibangun di ruas jalan bebas hambatan atau di luar jalur exit tol.

"Untuk wilayahnya dan jumlahnya masih belum bisa dipastikan akan dibangun dibagian mana."

"Namun, dipastikan pembangunan tol Jogja-Jateng akan dilengkapi fasilitas rest area untuk mendongrak ekonomi masyarakat," terangnya.

Jalur Solo

Pengerjaan proyek jalan Tol Yogyakarta-Solo di Kabupaten Klaten terus dikebut menjelang akhir tahun 2020.

Saat ini, proses pengukuran lahan untuk pembebasan tanah yang bakal dilalui Proyek Strategis Nasional (PSN) itu telah mencapai 4 kecamatan di Kabupaten Bersinar.

Adapun 4 kecamatan yang telah rampung proses pengukuran lahan yakni, kecamatan Delanggu, kecamatan Polanharjo, kecamatan Ceper dan kecamatan Karanganom.

"Untuk pengukuran lahan sudah 4 kecamatan yang sudah selesai, yakni Delanggu, Polanharjo, Ceper dan Karanganom," ujar Staf Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja (Satker) Pelaksana Jalan Bebas Hambatan Tol Yogyakarta-Solo, Cristian Nugroho pada Tribunjogja.com, Jumat (16/10/2020).

Sebagaiman diketahui, dari 4 kecamatan tersebut terdapat 16 desa yang dilalui oleh Jalan Tol Yogyakarta-Solo.

Rinciannya, kecamatan Delanggu terdapat 2 Desa yakni, Mendak dan Sidomulyo

Lalu, kecamatan Polanharjo terdapat 7 desa yakni, Kranggan, Sidoharjo, Keprabon, Polan, Kahuman, Kapungan dan Glagahwangi

Sementara untuk kecamatan Ceper hanya satu desa yang terdampak yakni, Desa Kuncen.

Sedangkan untuk kecamatan Karanganom terdapat 6 desa yang bakal di lalui Tol, yakni, Desa Ngabeyan, Brangkal, Beku,Tarubasan, Jungkare dan Kadirejo.

Sebelumnya, Penetapan Lokasi (Penlok) dari proyek tol tersebut telah diterbitkan melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo Nomor 590/48 Tahun 2020 tanggal 15 September 2020 tentang Penetapan Lokasi (Penlok) Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Tol Yogyakarta-Solo di Kabupaten Klaten.

Dalam SK tersebut ditetapkan sebanyak 50 desa dari 11 kecamatan di Kabupaten Klaten yang akan dilalui pembangunan jalan tol seluas 3.775.217 meter persegi itu. ( Tribunjogja )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved