Begini Respon Pemerintah DI Yogyakarta Rencana Distribusi Vaksin Covid-19

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merespon rencana dstribusian vaksin Covid-19 pada November 2020

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Iwan Al Khasni
NICOLAS ASFOURI / AFP
Seorang insinyur melihat sel-sel ginjal monyet ketika dia melakukan tes pada vaksin eksperimental untuk virus corona COVID-19 di dalam laboratorium Ruang Budaya Sel di fasilitas Biotek Sinovac di Beijing. 

TRIBUNJOGJA.COM Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merespon rencana pendistribusian vaksin Covid-19 oleh pemerintah pusat yang rencananya akan didistribusikan November 2020.

Distribusi vaksin tersebut merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir ke China pada Sabtu, 10 Oktober 2020 lalu untuk finalisasi pembelian vaksin Corona baik dari CanSino, Sinovac, juga G42/Sinopharm.

MURAL KAMPANYE PROTOKOL KESEHATAN. Warga beraktifitas di sekitar mural kampanye penerapan protokol kesehatan di kawasan Serangan, Kota Yogyakarta, Selasa (29/9/2020).
MURAL KAMPANYE PROTOKOL KESEHATAN. Warga beraktifitas di sekitar mural kampanye penerapan protokol kesehatan di kawasan Serangan, Kota Yogyakarta, Selasa (29/9/2020). (Tribunjogja.com | Hasan Sakri)

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji pun telah mengetahui adanya informasi tersebut.

Aji, sapaan akrabnya ini pun merespon terkait skema penyaluran vaksin tersebut khususnya untuk wilayah DIY.

"Pada dasarnya semua kalangan akan menerima vaksin ini. Kalau tentang kebutuhan ya DIY ini seluruhnya dapat," katanya, Kamis (15/10/2020).

Ia menambahkan, terkait prioritas penerima vaksin itu sendiri, pemerintah DIY telah menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan untuk melakukan kajian.

Beberapa catatan turut dikemukakan oleh Aji, yakni tentang presentasi prioritas penerima vaksin tersebut.

"Kalau kebutuhan DIY menyeluruh. Tapi presentasi pembagiannya masih baru akan dikaji. Separuhnya untuk siapa, seperempatnya untuk siapa, itu masih perlu dikaji," sambung Aji.

Namun demikian, Aji berharap agar vaksin terelebih dahulu diperuntukan kepada tenaga medis dan orang-orang yang rentan terpapar Covid-19.

Sementara itu, Ahli Epidemiologi Universitas Gajah Mada (UGM) dr. Riris Andono Ahmad menambahkan, sejauh ini dirinya belum mengetahui jenis vaksin yang diproduksi tersebut apakah dapat diterima oleh kalangan umum atau ada perbedaan domain atau usia tertentu.

Karena menurut pria yang akrab disapa Doni ini mengatakan jika jenis virus Covid-19 masing-masing seseorang berbeda.

"Makanya kalau uji klinis tahap tiga ini selesai, pastinya kan bisa diketahui hasilnya. Apakah bisa diterima secara umum, atau ada perbedaan tertentu," katanya.

Riris enggan berkomentar lebih jauh, lantaran sampai saat ini uji klinis tahap dua dari pembuatan vaksin tersebut masih belum dipelajari olehnya.

Hanya saja, jika nantinya vaksin tersebut dapat digunakan secara umum, ia menganggap prioritas utama penerima vaksin tersebut yakni kelompok rentan, antara lain kelompok usia tua, dan lainnya.

"Kalau yang muda ini kan masih kuat daya tahannya. Ya yang kelompok tua ini prioritasnya," tegasnya.

Penyebaran di Perkantoran

Kasus positif Covid-19 yang menyebar di perusahaan telekomunikasi di Kabupaten Sleman terus bertambah.

Sebelumnya pada tanggal 12 Oktober lalu diumumkan 62 orang dinyatakan positif Covid-19 di kantor telekomunikasi tersebut.

Hari ini pemerintah DIY kembali mengumumkan penambahan kasus positif Covid-19 di kantor telekomunikasi tersebut sebanyak 23 kasus dari hasil tracing yang dilakukan.

"Jadi totalnya 85 karena kemarin 62 di tambah 23. Itu tracing karyawan perusahaan. Laporan dari Dinkes Sleman," kata juru bicara penanganan Covid-19 DIY Berty Murtiningsih kepada wartawan, Kamis (15/10/2020).

Ia menambahkan, berdasarkan laporan yang diterima, sebaran kasus dari karyawan perusahaan telekomunikasi tersebut lima di antaranya dari Kota Yogyakarta, enam lainnya dari Kabupaten Bantul, dan sisanya dari Kabupaten Sleman.

"Sementara, kota Yogyakarta lima, Bantul enam. Lainnya Sleman, tapi ada kemungkinan pindah wilayah domisili, tergantung hasil tracing lebih lanjut," tambah Berty.

Sementara update penambahan kasus Covid-19 di DIY pada hari ini sebanyak 45 kasus, sehingga total kasus positif di DIY sebanyak 3216 kasus.

Dengan rincian kasus per Kota/Kabupaten sebanyak enam kasus dari Kota Yogyakarta, 17 kasus dari Kabupaten Bantul, satu kasus dari Kabupaten Kulon Progo, tiga kasus dari Kabupaten Gunungkidul, kemudian 18 kasus dari Kabupaten Sleman.

Sedangkan untuk penambahan pasien sembuh di DIY sebanyak 55 kasus.

Total pasien sembuh di DIY sampai hari ini sebanyak 2471 kasus.

Sementara penambahan kasus meninggal di DIY hari ini sebanyak dua kasus.

Kasus pertama yakni laki-laki asal Sleman usia 89 tahun meninggal karena komorbid jantung.

Serta kasus meninggal kedua laki-laki usia 44 tahun, asal Sleman meninggal karena komorbid diabetes dan paru-paru.

Untuk jumlah sampel yang diperiksa hingga hari ini sebanyak 80.620, sementara jumlah orang yang diperiksa sebanyak 65.950. ( Tribunjogja.com | Hda )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved