Update Perkembangan Uji Klinis Vaksin Covid-19 di Indonesia, Satgas: Sejauh Ini Tak Ada Efek Samping
Satgas Penanganan Covid-19 memastikan bahwa vaksin Covid-19 yang akan disuntikkan ke masyarakat Indonesia dikembangkan sesuai prosedur.
TRIBUNJOGJA.COM - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menyatakan belum ditemukan efek samping dari relawan yang disuntikkan vaksin Covid-19.
Hal itu disampaikan Wiku dalam keterangan persnya di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (15/10/2020).
"Sejauh ini belum ada laporan efek samping yang diterima relawan dalam uji klinis vaksin tersebut," ucap Wiku.
Ia pun memastikan bahwa vaksin Covid-19 yang akan disuntikkan ke masyarakat Indonesia dikembangkan sesuai prosedur.
Baca juga: Tahapan Uji Klinis Vaksin Virus Corona Tak Terpengaruh Rencana Vaksinasi di Bulan November Ini
Baca juga: Vaksin Covid-19 Diupayakan November Turun, Pemda DI Yogyakarta Siap-siap
Wiku menambahkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terus memantau proses uji klinis vaksin Covid-19 di Indonesia sehingga semua dilakukan sesuai prosedur.
"Prinsipnya pengawalan pengadaan vaksin dilakukan BPOM dan kita memastikan Badan POM melakukan evaluasi ini terhadap protokol uji klinis yang dilakukan dan selalu melakukan inspeksi dalam pelaksanaan uji klinis tersebut," ucap Wiku.
"Untuk mencapai tujuan memastikan bahwa keamanan dan efektivitas vaksin tersebut tercapai, persyaratan mutu produk dilakukan melalui sertifikasi CPOB, yaitu cara pembuatan obat yg baik, serta sarana produksi dari vaksin dan juga proses finish product diperhatikan," lanjut Wiku.

Seperti diketahui, Indonesia bekerja sama dengan sejumlah perusahaan farmasi internasional dalam pengadaaan vaksin Covid-19 yakni Sinovac, Sinopharm, Cansino, dan AstraZeneca.
Saat ini kandidat vaksin Covid-19 dari keempat perusahaan tersebut tengah menjalani uji klinis tahap ketiga.
Adapun Sinovac melakukan uji klinis tahap ketiganya di Bandung, Jawa Barat.
Kisaran Harga Vaksin
Direktur utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir, menyebut vaksin Covid-19 hasil kerja sama dengan Sinovac Biotech China akan dijual dengan kisaran harga Rp 200 ribu per dosis.
Angka tersebut meningkat dari perkiraan semula sekitar Rp 75 ribu sampai Rp 145 ribu.
Harga tersebut juga masih bisa berubah sesuai dengan efisiensi seperti apa yang akan dilakukan selama masa produksi vaksin.
"Mereka belum menyebutkan biaya pastinya, jadi kami hanya menyiapkan anggaran aproksimasi. Masih mungkin berubah. Kami berharap dengan Sinovac didapatkan maksimum Rp 200 ribu untuk satu dosis. Jadi kalau dua dosis Rp 400.000," kata Honesti dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Senin (5/10/2020) lalu.
