Jarang Muncul di Depan Publik, Begini Jawaban Menhan Prabowo Subianto

Sejak resmi menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto jarang tampil di depan publik.

Editor: Hari Susmayanti
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Menhan Prabowo Subianto bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Raker itu membahas Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) Kementerian Pertahanan dan TNI tahun 2021. 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Sejak resmi menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto jarang tampil di depan publik.

Hal itupun membuat publik bertanya-tanya kenapa sang menteri sangat jarang tampil di depan publik.

Menjawab pertanyaan publik tersebut, Prabowo Subianto mengungkapkan sebagai menteri pertahanan, dirinya memang tidak boleh banyak berbicara di depan publik.

Tugas dan fungsi sebagai Menteri Pertahanan adalah menjaga keamanan dan kedaulatan negara.

Menurutnya, tidak tepat jika ia terlalu banyak bicara.

Prabowo menjelaskan, sektor pertahanan pada hakikatnya adalah menjaga kedaulatan negara dari ancaman asing.

Persoalannya, negara asing kerap memanfaatkan "orang dalam" untuk mencari informasi saat mengganggu kedaulatan.

"Jadi kita tidak bisa bilang, kita jaga perbatasan saja. Ini masalah security keamanan.

Kerahasiaan itu sangat penting. Jadi salah kalau Menhan banyak bicara," kata Prabowo dalam sebuah video wawancara yang disebar DPP Partai Gerindra, dikutip Kompas.com, Selasa (13/10/2020).

Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Kembalikan 171 Ribu Data Penerima BLT Karyawan untuk Diverifikasi Ulang

Baca juga: Viral Video Bupati Blora Joget Tanpa Masker, Ini Pengakuan Djoko Nugroho

Prabowo mengatakan mesti berhati-hati dalam menyampaikan informasi kepada publik.

Ia menuturkan dirinya akan bicara jika diperlukan.

Ia khawatir informasi rahasia negara bisa sampai ke pihak lain yang memiliki niat jahat.

"Saya tidak boleh cerita, oh kekuatan kita segini, kita akan begini, akan beli alat ini. Tidak benar itu.

Nanti orang-orang yang enggak suka sama Indonesia, yang punya niat tidak baik akan tahu. Jadi ini memang demikian. Tapi ya, pada saatnya saya akan bicara," ucapnya.

Dia kemudian berbicara soal pentingnya keseimbangan antara menjaga keamanan dan kesejahteraan.

Prabowo berpendapat, keamanan dan kesejahteraan suatu negara harus berjalan beriringan.

Tidak boleh salah satunya ditinggalkan.

Bahkan, kata Prabowo, banyak negara yang memprioritaskan keamanan.

Sebab, keamanan dianggap sebagai syarat membangun kesejahteraan.

"Menurut saya, justru kita harus seimbang. Tapi yang pertama, ini banyak negara loh, di seluruh dunia, bahwa masalah keamanan syarat untuk kesejahteraan.

Kalau tidak aman, tidak mungkin sejahtera," katanya.

Prabowo pun mencontohkan Amerika Serikat dan Singapura.

AS, misalnya, menganggarkan 50 persen APBN untuk sektor pertahanan.

Kemudian, Singapura, mengalokasikan 30 persen APBN untuk sektor pertahanan.

Padahal luas wilayah negara Singapura relatif kecil.

Prabowo bahkan menyamakannya dengan Bogor.

Jumlah penduduknya pun jauh lebih sedikit dibanding Indonesia.

"Tapi mereka menilai kemerdekaan mereka, kedaulatan mereka sangat penting sehingga 30 persen APBN untuk pertahanan.

Kemudian dari produk nasional, GDP-nya itu, mereka sudah tiga persen. Kalau kita tidak sampai satu persen," tuturnya.

Karena itu, dia menegaskan, bahwa pertahanan negara perlu jadi perhatian. Pembangunan kesejahteraan memerlukan keamanan negara.

"Pertahanan ini syarat kesejahteraan, rakyat butuh kesejahteraan, tapi butuh juga keamanan," kata Prabowo.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Prabowo: Salah Kalau Menhan Banyak Bicara

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved