Penanganan Covid

Ahli Epidemiologi UGM Sarankan Semua Jenis Pertandingan Sepak Bola Ditunda

Bayu mengungkapkan, jika dilakukan pembatasan-pembatasan pun tetap saja menimbulkan risiko bagi para pemain yang saling berinteraksi.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
superball.id
Pemain Persija Jakarta usai bertanding melawan Persib Bandung pada lanjutan liga Indonesia Soccer Champhionship di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Sabtu (16/7/2016). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Kompetisi Liga 1 dan Liga 2 resmi ditunda sejak 1 Oktober hingga 31 Oktober.

Setelah itu, nasib pelaksanaan event sepak bola ini masih belum menemukan titik terang.

Malam ini (Selasa, 13/10/2020) PSSI, PT LIB, dan klub-klub Liga 1 dan Liga 2 mengadakan pertemuan untuk membahas keberlanjutan kedua event pertandingan tersebut.

Hal ini turut mendapat komentar dari ahli epidemiologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Bayu Satria Wiratama.

Baca juga: PT LIB Gelar Extraordinary Club Meeting di Sleman, Ini Harapan Peserta Liga 1 dan Liga 2 2020

Baca juga: PSM Makassar Beri Jatah Libur ke Pemain

Menurutnya, jika kedua kompetisi itu benar-benar tidak jadi dilaksanakan, maka akan menghilangkan risiko event yang bisa menimbulkan perkumpulan orang banyak.

Bayu mengungkapkan, jika dilakukan pembatasan-pembatasan pun tetap saja menimbulkan risiko bagi para pemain yang saling berinteraksi.

“Kalau benar-benar dibatalkan akan menghilangkan event yang bisa menimbulkan orang banyak. Walaupun dibatasi dalam pertandingan, tapi pemainnya sendiri berisiko,” ujarnya saat dihubungi Tribunjogja.com, Selasa (13/10/2020).

Dosen FK-KMK UGM yang sedang menempuh pendidikan di Taiwan ini mengatakan, memang suatu pertandingan olahraga dapat didesain dengan protokol kesehatan yang ketat seperti dilakukan oleh beberapa negara lain, namun banyak ahli yang meragukan hal ini dapat diterapkan di Indonesia.

“Bisa diminimalisir (risiko penularan Covid-19), tetapi orangnya harus disiplin. Ini tidak yakin bisa dilakukan, melihat perilaku orang dan pemerintah Indonesia. Teman-teman banyak yang meragukan. Kasus Covid-19 di Indonesia sendiri sekarang masih tinggi,” tuturnya.

Ia menjelaskan, terdapat dua pilihan protokol kesehatan ketat yang bisa dilakukan jika pertandingan tetap berlanjut. Pertama, setiap orang yang terlibat di dalam pertandingan baik pemain, petugas, dan lainnya, harus melakukan isolasi mandiri dan tidak berinteraksi dengan orang lain di luar pertandingan.

Baca juga: Kontestan Liga 1 2020 Sepakat Kompetisi Kembali Dilanjutkan, Ini Kata Ketum PSSI M Iriawan

Baca juga: Tiga Butir Pernyataan Kesepakatan 18 klub Liga 1 2020 pada Extraordinary Club Meeting di Yogyakarta

“Tidak boleh kontak dengan orang lain atau masyarakat umum di luar pertandingan. Ini ada yang sudah melakukan di negara lain,” ungkapnya.

Pilihan kedua, lanjutnya, jika tidak diisolasi maka setiap orang yang terlibat dalam pertandingan harus menjalani tes swab PCR setiap hari. Namun, Bayu menyangsikan hal ini mampu dilakukan di Indonesia mengingat biaya tes swab PCR yang mahal.

“Jika tidak diisolasi mandiri, setiap yang terlibat dalam pertandingan harus dites swab setiap hari. Dua hari sebelum pertandingan dites, lalu ada jeda waktu satu hari mereka diisolasi sambil menunggu hasilnya, barulah jika hasil tes negatif bisa melanjutkan pertandingan. Tapi ini mahal,” bebernya.

Bayu menuturkan, dalam masa pandemi yang menjadi perhatian bukanlah bentuk pertandingannya, namun bagaimana bisa diterapkan desain yang benar-benar ketat.

“Baik kompetisi atau turnamen sebenarnya sama. Bukan masalah bentuk pertandingannya, tapi bagaimana menurunkan risiko pertandingan. Apalagi supporter di Indonesia nekat-nekat, walaupun dilarang bisa saja terjadi kerumunan,” paparnya.

Menurut Bayu, urgensi untuk melaksanakan kompetisi sepak bola dalam bentuk apa pun di tahun ini tidak sekuat Pilkada. Ia pun menyarankan agar pertandingan ditiadakan.

“Urgensinya tidak kuat seperti Pilkada. Kalau ditunda bagusnya tidak ada risiko mengundang orang banyak,” tandas Bayu. (uti)

Catatan Redaksi: Bersama kita lawan virus corona. Tribunjogja.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu 3M:

- Wajib Memakai masker
- Wajib Menjaga jarak dan menghindari kerumunan
- Wajib Mencuci tangan dengan sabun

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved