HARGA EMAS Batangan PT Antam dan Analisis Nilai Tukar Rupiah Sabtu 10 Oktober

Harga emas batangan PT Aneka Tambang kembali berkilau dengan kenaikan Rp 12.000 per gram.

Editor: Iwan Al Khasni
Tribunnews
Emas Batangan 

TRIBUNJOGJA.COM -- Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada perdagangan akhir pekan ini, Sabtu (10/10/2020), kembali berkilau dengan kenaikan Rp 12.000 per gram.

Emas Antam yang dipajang di Butik Emas LM Yogyakarta
Emas Antam yang dipajang di Butik Emas LM Yogyakarta (Tribunjogja.com | Yosef Leon)

Kenaikan itu membuat harga emas berada di level Rp 1.019.000 per gram setelah pada Jumat (28/8/2020) naik Rp 3.000 di angka Rp 1.007.000 per gram.

Sementara untuk harga buyback emas antam alias harga penjualan emas naik lebih tinggi.

Harga buyback emas Antam naik Rp 15.000 per gram menjadi Rp 913.000 per gram.

Namun, harga buyback ini belum termasuk pajak bila penjualan melebihi Rp 10 juta.

Sebagai informasi, sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017, penjualan kembali emas batangan ke PT Antam Tbk dengan nominal lebih dari Rp 10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen (untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non NPWP).

PPh 22 atas transaksi buy back dipotong langsung dari total nilai buyback.

Lebih detail, berikut harga emas batangan Antam dengan besaran lainnya (belum termasuk pajak).

Emas 0,5 gram: Rp 539.500

Emas 1 gram: Rp 1.019.000

Emas 2 gram: Rp 1.978.000

Emas 3 gram: Rp 2.942.000

Emas 5 gram: Rp 4.875.000

Emas 10 gram: Rp 9.685.000

Emas 25 gram: Rp 24.087.000

Emas 50 gram: Rp 48.095.000

Emas 100 gram: Rp 96.112.000

Emas 250 gram: Rp 240.015.000

Emas 500 gram: Rp 479.820.000

Emas 1.000 gram: Rp 959.600.000

Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar rupiah di pasar spot sepanjang pekan ini positif. Setelah ditutup di level Rp 14.700 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (9/10), rupiah terlihat menguat 1,1% di pekan ini.

Penguatan rupiah di pekan ini pun sejalan dengan mayoritas pergerakan mata uang di kawasan yang juga berada di zona hijau sepanjang minggu ini.

Berdasarkan data Bloomberg, hanya yen Jepang yang mengalami koreksi di pekan ini. Yen terlihat turun 0,31% dalam lima hari perdagangan.

Sementara itu, penguatan terbesar di pekan ini dicetak oleh baht Thailand yang berhasil melonjak 1,8%. Disusul won Korea Selatan yang menguat 1,7% terhadap the greenback pada minggu ini.

Berikutnya ada dolar Taiwan yang berhasil menanjak 1,3% di pekan ini. Posisi selanjutnya ada ringgit Malaysia dan dolar Singapura yang sama-sama terapresiasi 0,7% di minggu ini.

Penguatan rupiah di pekan ini disebut Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri karena kombinasi sentimen dari dalam negeri dan luar negeri.

Pergerakan rupiah cenderung menguat didorong mulai masuknya aliran dana ke pasar modal. Dukungan data ekonomi yang cukup baik seperti inflasi yang stabil dan posisi cadangan devisa yang tetap tinggi turut menopang kurs rupiah.

Namun demikian, Reny juga menilai bahwa penambahan kasus Covid-19, pelemahan pertumbuhan ekonomi domestik, dan masih belum pulihnya kepercayaan investor masih menjadi sentimen negatif bagi rupiah.

Di samping itu, penguatan rupiah juga bersamaan dengan penguatan mayoritas mata uang regional terhadap dolar AS.

Adapun sentimen eksternal yang ikut mendorong rupiah adalah downtrend atau pelemahan indeks dolar karena kebijakan Federal Reserve yang tetap dovish dan rencananya melanjutkan quantitative easing (QE).

Berikut pergerakan mata uang di Asia dalam di pekan ini,

Baht Thailand menguat 1,8%
Won Korea Selatan menguat 1,7%
Dolar Taiwan menguat 1,3%
Rupiah menguat 1,1%
Ringgit Malaysia menguat 0,7%
Dolar Singapura menguat 0,7%
Peso Filipina menguat 0,3%
Rupee India menguat 0,01%
Dolar Hong Kong menguat 0,003%
Yen Jepang melemah 0,3% (*)

Artikel sudah tayang di kontan https://investasi.kontan.co.id/news/sepekan-menguat-11-begini-pergerakan-rupiah-di-asia

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved