Bisnis

Pengusaha Nilai Produktivitas Ekspor DIY Bergerak Lambat Saat Pandemi

Selama pandemi Corona, produktivitas ekspor di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tergolong bergerak lambat.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Gaya Lufityanti
hsh.co.id
Ilustrasi ekspor-impor 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Selama pandemi Corona, produktivitas ekspor di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tergolong bergerak lambat.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) DIY nilai ekpor periode Agustus 2020 mengalami penurunan sebesar 4,59 persen atau 31,2 juta dolar Amerika Serikat (AS).

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) DIY, Gonang Djuliastono membenarkan adanya penurunan nilai ekpor.

Ia mengatakan, pergerakan pasar ekspor terhitung pada Agustus hingga September 2020, hanya sekitar 10 persen sampai 15 persen.

Pemda DIY Dorong UMKM Bisa Lakukan Ekspor

"Imbas pandemi Corona mengganggu jalannya pasar ekspor bagi para pengusaha di DIY. Banyak negara tujuan ekspor yang menunda bahkan membatalkan pengiriman," jelasnya kepada Tribunjogja.com, pada Rabu (07/10/2020).

Kondisi ini diperparah dengan tak adanya pameran yang diselenggarakan sejak adanya pandemi.

Fungsi pameran sangat sentral untuk penjualan pelaku usaha.

Karena, pameran alternatif pemasaran selain pasar konvensional.

"Biasanya, ada pameran rutin yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta untuk mendongrak penjualan pengusaha. Namun, selama pandemi kegiatan pameran total ditiadakan," ujarnya.

Hal serupa pun dikatakan oleh Penasihat Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Endro Wardoyo.

Ia menjelaskan, selama pandemi kendala pemasaran yang menjadi tantangan bagi pelaku usaha.

Luar Biasa! Ekspor Batik Justru Naik Saat Pandemi

Kesulitan mendapatkan pasar ditengarai belum kondusifnya iklim usaha selama pandemi.

"Banyak pembeli yang ragu dengan situasi ini, akhirnya pembeli (buyer) yang memilih menunda atau pembatalan pembelian," ujarnya.

Berdasarkan catatan Asmindo DIY, selama periode Agustus 2020 penundaan pasar ekspor mencapai 86 persen dibandingkan kondisi normal atau senilai Rp38,9 miliar.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved