K-Popers Indonesia Ikut Beraksi Tanggapi Omnibus Law, Bikin Kayak Gini di Twitter
Tidak hanya K-Popers di Amerika Serikat yang mampu mengobrak-abrik kampanye Presiden Donald Trump. Di Indonesia, pecinta musik K-Pop ini juga bisa
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Iwan Al Khasni
“Sebelum kita suka sama oppa dan unnie, kita adalah Warga Negara. Baca baik-baik UUnya. Kalau itu merugikan, kita bisa lawan,” kata salah satu akun.
Salah satu akun K-Popers tenar, @ustadchen sempat membagikan utas mengenai poin-poin kontroversial Omnibus Law di twitternya yang diikuti oleh 145 ribu orang.
Utas itu pun menarik perhatian banyak K-Popers dan membuat mereka semakin peduli dengan kondisi di negara ini pasca RUU disahkan.
Tribunjogja.com berkesempatan mewawancara Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) Suray Agung Nugroho SS MA PhD, Selasa (6/10/2020).
Pada kesempatan itu, Suray mengatakan kejadian ini hampir sama dengan perilaku para Army, penggemar BTS di Amerika yang mulai masuk ranah politik lewat sosial media.
Sekitar bulan Juni 2020, Army membeli sebagian besar kursi kampanye Donald Trump di Tulsa, Oklahoma. Setelah membeli, mereka memastikan untuk absen alias tidak datang.
Hal ini, menurut penuturan banyak media, membuat Donald Trump sendiri cukup frustasi dengan hasil kampanye di Tulsa. Sebab, ia tidak menduga akan dikerjain oleh K-Popers.
Bahkan, legislator Alexandria Ocasio-Cortez sempat mengutarakan apresiasi atas kontribusi K-Popers untuk memperjuangkan keadilan.
“K-Popers memang solid dan mereka sepertinya saling belajar tentang potensi kekuatan yg mereka punya dari para fanbase fanbase di seluruh dunia,” ujarnya kepada Tribunjogja.com.
Suray menambahkan, K-Popers ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena mereka juga melek politik dan situasi.
“Lihat saja, bagaimana para K-Popers atau Army misalnya yang jor-joran dalam tanda positif untuk mengadakan bakti sosial atau kegiatan relawan entah itu diminta atau tidak. Mereka ingin menyebarkan bhw eksistensi mereka punya impact yang besar,” bebernya.
Berkaitan dengan isu Omnibus Law, bagi Suray, K-Popers sadar bahwa mereka punya kekuatan untuk meningkatkan kesadaran tentang isu non K-Pop yang ada di sekitar mereka.
“Saya lihat ini sebagai hal yg unik dan baik karena mereka didominasi generasi muda. Para politisi dan siapa pun perlu melihat kekuatan yang mereka miliki,” tutupnya.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )
