Pendidikan

SLB Negeri 1 Bantul Mengaku Siap Pembelajaran Tatap Muka Dimulai Kapan Pun

SLB Negeri 1 Bantul masih menunggu dan akan mengikuti edaran Gubernur DIY kapan pembelajaran tatap muka akan dimulai.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Maruti Asmaul Husna Subagio
Kepala SLB Negeri 1 Bantul, Sri Muji Rahayu. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Pemerintah DIY hingga saat ini masih menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) di sekolah-sekolah.

Meskipun demikian, setiap sekolah juga diinstruksikan untuk melengkapi diri dengan sarana dan prasarana berstandar protokol pencegahan Covid-19.

Dengan begitu, jika suatu waktu turun instruksi bahwa pembelajaran tatap muka siap dimulai kembali, sekolah telah siap dengan standar kebiasaan baru.

Kepala SLB Negeri (SLBN) 1 Bantul, Sri Muji Rahayu mengaku siap dengan segala sarana dan prasarana seandainya pembelajaran tatap muka akan dijalankan kembali.

Pembelajaran Jarak Jauh bagi Siswa SLB Butuh Peran Besar Orang Tua

Walaupun, dalam rancangan pemerintah SLB termasuk jenjang yang paling terakhir akan melaksanakan pembelajaran tatap muka, yakni setelah perguruan tinggi, SMA/SMK dan sederajat, SMP dan sederajat, serta SD dan sederajat.

“Ruangan kami sudah berstandar Covid-19 semua. Seandainya sudah disuruh masuk, kami sudah siap. Kalau harus jaga jarak, tempat cuci tangan, hand sanitizer, disinfektan di masing-masing jurusan sudah kami siapkan,” ujar Sri saat dihubungi Tribunjogja.com, Jumat (2/10/2020).

Ia melanjutkan, pihaknya juga selalu menyediakan masker bagi tamu sekolah yang mungkin tidak membawa masker.

Selain itu, SLBN 1 Bantul juga telah dilengkapi dengan ruang isolasi sementara.

“Ruang isolasi juga ada. Misalnya ada guru yang di-thermo gun, suhunya di atas 37,3 derajat maka diisolasi sebentar. Mungkin habis panas-panas dari luar, jadi diisolasi dulu baru dicek suhu lagi,” ungkapnya.

Sri menjelaskan, SLBN 1 Bantul memiliki 314 siswa dari jenjang TK hingga SMA yang terbagi dalam lima jurusan.

Di antaranya jurusan tunanetra, tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, dan autis.

Dalam satu kelas, kata dia, minimal diisi oleh satu siswa dan maksimal delapan siswa.

Disdikpora DIY: Pembelajaran di SLB Jangan Sampai Tidak Ada Pertemuan Sama Sekali

“Ruang kelas kami sudah cukup luas untuk standar pembelajaran tatap muka sesuai protokol kesehatan Covid-19,” imbuhnya.

Namun demikian, kata Sri, pihaknya masih menunggu dan akan mengikuti edaran Gubernur DIY kapan pembelajaran tatap muka akan dimulai.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved