Bantu Guru Melaksanakan PJJ, Kemendikbud Luncurkan Program Guru Belajar

Program dilaksanakan mulai 1 - 19 Desember 2020 terbagi dalam beberapa tahap kegiatan yaitu bimtek, diklat dan pengimbasan.

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Rina Eviana
TRIBUNJOGJA.COM / Noristera Pawestri
Ilustrasi: Guru saat membagikan materi pelajaran kepada siswa 

Tribunjogja.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) meluncurkan Program “Guru Belajar Seri Masa Pandemi COVID-19” secara virtual.

Program Guru Belajar seluruhnya akan dilaksanakan secara daring (online) dan terdiri dari tiga tahap yaitu Bimbingan Teknis, Pendidikan dan Latihan, serta Pengimbasan.

Program yang akan dilaksanakan mulai 1 - 19 Desember 2020 terbagi dalam beberapa tahap kegiatan yaitu bimtek, diklat dan pengimbasan.

Sebanyak lima angkatan akan mengikuti bimtek, selanjutnya panitia akan menyeleksi peserta untuk mendapatkan tiga angkatan yang nantinya mengikuti tahap diklat dan pengimbasan.

Direktur Jenderal (Dirjen) GTK, Kemendikbud, Iwan Syahril mengatakan tujuan dari program Guru Belajar Seri Masa Pandemi COVID-19 utamanya untuk meningkatkan kompetensi guru dalam merancang PJJ berbasis beban kurikulum yang disederhanakan.

“Guru Belajar juga bertujuan mengembangkan kemampuan guru mengelola PJJ dan meningkatkan skill guru menggunakan teknologi. Guru juga diajak meningkatkan kemampuan melakukan asesmen PJJ supaya kualitas belajar semakin baik,” ujarnya seperti dikutip dari laman kemdikbud.go.id

Iwan juga mengatakan syarat peserta pun sangat terbuka.

Program ini dapat diikuti semua guru semua mata pelajaran pada seluruh jenjang dan jenis pendidikan yang telah mempunyai akun Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (SIMKB).

Penelitian UNESCO mengungkapkan, sebanyak 90% atau setara 1,3 miliar siswa di dunia terpaksa belajar dari rumah karena wabah COVID-19.

Data Kemendikbud mencatat, di Indonesia ada 96,6% siswa yang belajar dari rumah.

Sebanyak 86,6% siswa Indonesia belajar di rumah dengan mengerjakan tugas dari guru. Pembelajaran yang interaktif, hanya berhasil dilakukan oleh 38,8% populasi.

Iwan juga menyoroti guru-guru kesulitan melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

“Sebanyak 53,55% guru kesulitan mengelola kelas selama PJJ, dan 49,24% guru terhambat melaksanakan asesmen PJJ. Guru juga sulit menggunakan teknologi selama PJJ, dengan jumlah 48,45%,” ungkapnya.

Biaya komunikasi digital juga menjadi beban bagi guru.

Rata-rata guru menghabiskan Rp 190 ribu untuk membeli kuota internet dan pulsa.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved