Siswi SMAN 1 Sleman Kembangkan Buku SABAK Sebagai Media Belajar Bahasa Jawa

Buku ini merupakan buku cerita sehari-hari, penuh dengan gambar berwarna dan dalam dua bahasa yaitu Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia.

Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa
Penyerahan buku SABAK ke SD Taman Muda, belum lama ini 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dua orang siswi SMAN 1 Sleman mengembangkan sebuah metode pembelajaran Bahasa Jawa yang menarik untuk pelajar di bangku sekolah dasar.

Bayana Afifah Dharmajati dan Zalfa Aura Tsabita, didampingi oleh guru pembimbing Mekar Retno dan Wiwik Lestari, membuat Buku SABAK (Sastra Budaya Ngayogyakarta) yang direkomendasikan untuk pendidikan Bahasa Jawa serta membantu mempelajari basa krama.

Bayana Afifah Dharmajati menceritakan, latar belakang mereka menciptakan Buku SABAK karena keadaan saat ini di mana penggunaan Bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari yang sudah memudar.

"Hal tersebut kami rasakan juga dalam lingkungan sekolah, banyak teman-teman kami yang merupakan asli dari Yogyakarta tetapi mereka tidak bisa menggunakan Bahasa Jawa dengan baik dan benar, khususnya bahasa jawa krama," ujarnya Minggu (27/9/2020).

Menurutnya, hal itu disebabkan media pembelajaran Bahasa Jawa yang kurang menarik dan terlalu rumit.

Maka dari itu, ia bersama temannya tercetus membuat Buku SABAK (Sastra Budaya Ngayogyakarta) yang dapat dipergunakan siswa SD belajar bahasa jawa dengan mudah.

Buku ini merupakan buku cerita sehari-hari, penuh dengan gambar berwarna dan dalam dua bahasa yaitu Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia.

Selain itu, buku SABAK juga dilengkapi dengan pop-up atraktif sehingga semakin meningkatkan daya tarik untuk mempelajari Bahasa Jawa.

SD Taman Muda Yogyakarta adalah yang memanfaatkan buku ini dalam pembelajaran Bahasa Jawa.

Kepala SD Taman Muda Yogyakarta, Endang Sri Werdiningsih, mengatakan bahwa pop-up tentang Budaya Jawa dan juga pembelajaran Bahasa Jawa sangat cocok untuk media pembelajaran serta literasi bahasa untuk anak usia sekolah dasar.

Hal ini karena beberapa keunggulan yang bisa diambil yaitu tidak hanya berupa buku tetapi juga berbentuk tiga dimensi menarik, dengan warna yang menarik, serta adanya terjemahan ke dalam dua bahasa.

"Sehingga sangat direkomendasikan bagi orangtua siswa juga siswa yang kesulitan dalam pemahaman Bahasa Jawa," ungkapnya.

Dikemas dalam bentuk pop-up ini seolah anak seperti bermain sambil belajar.

Ini akan mempengaruhi tingkat pemahaman siswa karena selain mereka belajar dengan kontekstual juga menarik minat baca dan juga sekaligus membangun motivasi siswa karena adanya stimulus peraga yang dibuat seperti bermain dan sebuah permainan.

Maka dari itu, pihaknya menggunakan buku SABAK ini sebagai salah satu buku literasi siswa dan dipajang di pojok baca sekolah dan di pojok baca kelas.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved