KIM Jong-un Minta Maaf kepada Presiden Moon atas Pembunuhan Pejabat Korea Selatan

Kim dilaporkan mengatakan kepada mitranya dari Korea Selatan Moon Jae-in bahwa peristiwa yang tidak dapat diterima itu seharusnya tidak terjadi.

Penulis: Joko Widiyarso | Editor: Joko Widiyarso
AFP/Pyeongyang Press Corps
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kanan) dan Presiden Korea Selatan Moon jae-in melambaikan tangan menyapa warga di Pyongyang Selasa (18/9/2018). Moon memulai kunjungan selama tiga hari dengan denuklirisasi menjadi agenda utama. 

Mereka juga menolak untuk meminta maaf karena menembaki sebuah pulau di Korea Selatan pada tahun yang sama, menewaskan dua tentara dan dua pekerja konstruksi.

Korea Utara mungkin mengambil tindakan ekstra keras untuk mencegah virus Corona memasuki negara itu karena diperkirakan sedang mempersiapkan parade militer besar-besaran pada 10 Oktober untuk menandai ulang tahun ke-75 berdirinya Partai Buruh yang berkuasa.

Pyongyang menutup perbatasannya dengan China pada Januari untuk mencoba mencegah penyebaran Covid-19.

Pada bulan Juli, media pemerintah Korea Utara mengatakan negara tersebut telah meningkatkan keadaan daruratnya ke tingkat maksimum.

Bulan lalu, komandan pasukan militer AS di Korea Selatan, Robert Abrams, mengatakan Korut telah memperkenalkan "zona penyangga" baru satu hingga dua kilometer di perbatasan China, dan bahwa negara itu memiliki pasukan operasi khusus dengan perintah untuk tembak untuk bunuh siapa pun yang melintasi perbatasan.

Di masa lalu, Korea Utara juga mengembalikan orang-orang yang mengembara ke wilayah mereka.

Pada 2017, kantor berita negara KCNA mengatakan para pejabat akan memulangkan sebuah kapal nelayan Korea Selatan yang secara ilegal melintasi perbatasan, dalam apa yang dipandang sebagai langkah kemanusiaan yang langka.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved