Wabah Virus Corona

Di Rapat Dewan Keamanan PBB, China Minta AS Berhenti Menyalahkan Negaranya Terkait Pandemi

Cina akhirnya menjawab segala tuduhan dari Amerika Serikat di pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara virtual, Kamis (24/9)

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Rina Eviana
AFP
Xi Jinping dan Donald Trump 

TRIBUNJOGJA.COM, NEW YORK - China akhirnya menjawab segala tuduhan dari Amerika Serikat di pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara virtual, Kamis (24/9/2020).

Selama ini, China diam saja ketika Presiden Trump mendesak PBB untuk meminta pertanggungjawaban China terkait pandemi virus corona yang terjadi di dunia.

Secara terang-terangan di Sidang Majelis Umum PBB, Selasa (22/9/2020), Donald Trump mengatakan China adalah negara yang paling bertanggungjawab dalam hal penyebaran Virus Corona.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara dalam pesan yang telah direkam sebelumnya yang diputar selama sesi ke-75 Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Selasa, 22 September 2020, di markas besar PBB di New York.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara dalam pesan yang telah direkam sebelumnya yang diputar selama sesi ke-75 Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Selasa, 22 September 2020, di markas besar PBB di New York. (AP/UNTV)

Menurutnya, China tak menutup penerbangan dan membiarkan warganya pergi ke Amerika sehingga melepaskan virus ke seluruh dunia.

China  juga mengontrol Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang membuat Amerika meradang dan hendak menarik diri dari WHO karena dinilai tidak transparan.

Serangan verbal itu kemudian diucapkan kembali oleh Kelly Craft, Duta Besar Amerika untuk PBB di pertemuan Dewan Keamanan PBB secara virtual.

Ia mengatakan China harus bertanggung jawab karena wabah ini.

Menurutnya, keputusan Partai Komunis China untuk menyembunyikan asal mula virus, meminimalkan bahaya dan menekan kerja sama ilmiah membuat epidemi berubah menjadi pandemi.

"Yang juga meresahkan adalah bahaya yang ditimbulkan oleh organisasi internasional yang penuh dengan korupsi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selama bertahun-tahun dianggap sebagai pusat ilmu pengetahuan di atas politik. Itulah mengapa Amerika Serikat selalu menjadi pemberi dana tunggal terbesar," katanya.

Direktur Kedaruratan WHO
Direktur Kedaruratan WHO, Michael Ryan (Salvatore Di Nolfi/TT)

Ia melanjutkan bahwa reputasi WHO itu terkoyak setelah organisasi tersebut membantu kampanye Cina untuk menahan kerja sama dan berbohong kepada dunia.

Di Depan Sidang Umum PBB, Presiden AS Donald Trump Salahkan China Soal Virus Corona

"Hingga hari ini, para ilmuwan dunia masih belum memiliki pemahaman lengkap tentang asal-usul, karakteristik, dan penyebaran virus, pemahaman yang hanya dapat diberikan oleh Partai Komunis China," bebernya.

Craft menambahkan, dengan alasan kurangnya kemandirian, transparansi, dan akuntabilitas WHO adalah alasan mengapa Presiden Trump membuat keputusan agar Amerika Serikat menarik diri dari WHO.

Mendengar hal itu, Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun sedikit menekan Amerika untuk tidak terus menerus menyalahkan negaranya. Ia mengawali pernyataan dengan tegas menentang dan menolak tuduhan tak berdasar dari Amerika.

"Selama beberapa waktu, beberapa politisi AS terobsesi untuk menyerang negara lain dan badan PBB. Dengan menyalahgunakan platform PBB dan Dewan Keamanannya, AS telah menyebarkan virus politik dan disinformasi, serta menciptakan konfrontasi dan perpecahan," katanya.

Foto selebaran PBB ini menunjukkan Presiden Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping (di layar), saat ia berpidato di debat umum sidang ketujuh puluh lima Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, pada 22 September 2020 di PBB di New York.
Foto selebaran PBB ini menunjukkan Presiden Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping (di layar), saat ia berpidato di debat umum sidang ketujuh puluh lima Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, pada 22 September 2020 di PBB di New York. (Eskinder DEBEBE / UNITED NATIONS / AFP)

Zhang menambahkan, praktik seperti itu tidak dapat mengalahkan virus. Sebaliknya, hal itu telah sangat mengganggu upaya bersama komunitas internasional untuk memerangi pandemi.

"Saya harus mengatakan, cukup sudah cukup. Anda telah menciptakan cukup banyak masalah bagi dunia. Cina adalah yang pertama terkena COVID-19. Garis waktu tanggapan Cina jelas. Di bawah kepemimpinan Partai Komunis Cina, rakyat telah bersatu dalam memerangi virus. Upaya besar dan pengorbanan Cina jelas bagi semua orang," bebernya.

KIM Jong-un Minta Maaf kepada Presiden Moon atas Pembunuhan Pejabat Korea Selatan

Ia kemudian membalikkan tuduhan tersebut dengan mengatakan bahwa Amerika harus memahami, kegagalan dalam menangani pandemi sepenuhnya merupakan kesalahan sendiri.

"AS memiliki hampir 7 juta kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 200.000 kematian sekarang. Dengan teknologi dan sistem medis tercanggih di dunia, mengapa AS ternyata memiliki kasus dan kematian yang paling banyak dikonfirmasi?" tanyanya.

Dilanjutkan Zhang, para politisi AS perlu memberikan jawaban jujur atas pertanyaan itu.

Bendara Amerika dan China
Bendara Amerika dan China (JASON LEE / POOL / AFP)

"Jika seseorang harus dimintai pertanggungjawaban, itu pasti beberapa politisi AS sendiri," tambahnya.

Zhang meminta Amerika untuk tidak lagi menyalahkan orang lain karena tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.

"AS harus memahami bahwa kekuatan utama harus berperilaku seperti kekuatan utama. Ketika dunia menghadapi banyak tantangan yang menakutkan, negara-negara besar harus memikul tanggung jawab khusus," ucapnya.

Ia kemudian menutup pernyataan dengan mendesak Amerika untuk menghormati dan melakukan kerja sama menguntungkan.

"Kami berharap AS, sebagai negara paling kuat di dunia, akan kembali ke jalur yang benar untuk saling menghormati dan kerja sama yang saling menguntungkan, serta memikul tanggung jawab yang semestinya untuk perdamaian dan kemakmuran dunia," tukas Zhang.

( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved