Kota Yogyakarta
Disdikpora DIY Minta Guru Dahulukan Pendidikan Karakter Selama PJJ
Disdikpora DIY meminta guru tetap mengutamakan pendidikan karakter kepada siswa selama sekolah menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Victor Mahrizal
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Sektor pendidikan mendapat tantangan berat selama pandemi COVID-19 melanda. Utamanya dalam menyampaikan pendidikan karakter kepada siswa selama sekolah menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan Disdikpora DIY, Bakhtiar Nurhidayat mengatakan, dalam kondisi seperti ini aspek pendidikan karakter haruslah diutamakan dibanding aspek akademis.
“Karakter dulu baru akademik. Pendidikan tidak akan tercapai jika tanpa (aspek) karakter. Inovasi dan kreativitas guru benar-benar diuji ketika PJJ ini,” ujar Bakhtiar saat dihubungi Tribunjogja.com, Sabtu (19/9/2020).
“Itulah mengapa saya katakan (sektor) pendidikan di masa pandemi ini yang paling berat. Karena terutama anak-anak yang dasar, yang kecil-kecil, daya rekamnya masih kuat terbentuk. Mereka bisa saja berpikir ‘oh ternyata salaman itu enggak boleh, oh ternyata meminjamkan pensil ke teman itu enggak boleh’. Sehingga harus kita ramu hati-hati apa yang menjadi protokol kesehatan kita ini tidak mencetak menjadi manusia individual egois,” sambungnya.
Ia menambahkan, esensi dari pendidikan adalah menumbuhkembangkan karakter dan kemandirian para peserta didik. Namun, tak bisa dipungkiri hal itu semakin sulit dilakukan selama PJJ.
Sebagai contoh, tuturnya, orang tua bertindak terlalu jauh membantu anak dalam proses pembelajaran, hingga membantu mengerjakan seluruh tugas yang diberikan.
“Di PJJ ini yang sekolah kan orang tuanya, nilai anak bagus-bagus semua karena dikerjakan orang tua. Jangan sampai seperti itu. Justru karakternya enggak kepegang itu,” ungkapnya.
Bakhtiar melanjutkan, strategi guru dalam PJJ menjadi sangat penting agar tidak terjadi hal-hal semacam demikian. “Inovasi guru, agar semua tidak merasa tertekan dan terjajah. Jadi anak merasa senang dengan model tugas yang diberikan dari HP. Orang tua tidak terbebani apa-apa,” tandasnya.
Beberapa strategi penyampaian pendidikan karakter selama PJJ, ungkap Bakhtiar, adalah menggunakan model video atau film pendek.
Selain itu, juga perlu kerjasama dengan orang tua. “Di internal keluarga, mungkin tetap mereka berpelukan dengan ibunya. Hanya dibatasi saat bertemu dengan orang luar,” imbuhnya.
“Termasuk juga praktik-praktik karakter misalnya dengan pelajaran tematik di rumah. Misalnya tema kebersihan rumah, maka kemudian bagaimana dia (anak) melaporkan membantu orang tua membersihkan rumah dan sebagainya. Intinya bagaimana dia berinteraksi dengan keluarga minimal dan tetangga kanan kirinya,” papar Bakhtiar.
Selama ini, Bakhtiar menerangkan pihaknya banyak berdiskusi dengan para guru. Praktik baik setiap guru juga dilaporkan grup masing-masing melalui WhatsApp. Sehingga dapat menjadi contoh untuk saling mengisi antar guru.(*)