Pendidikan

PSP UPN Veteran Yogyakarta Selenggarakan Webinar Nasional Bertema Nawacita dan Pancasila

Pusat Studi Pancasila (PSP) Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPNVY) menyelenggarakan Seminar Nasional Daring yang mengangkat tem

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
Istimewa / tangkapan layar
Seminar Nasional Daring UPNVY dengan tema "Nawacita, Pancasila, dan Ideologi Pembangunan Nasional", Kamis (17/9/2020). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Pusat Studi Pancasila (PSP) Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPNVY) menyelenggarakan Seminar Nasional Daring yang mengangkat tema “Nawacita, Pancasila, dan Ideologi Pembangunan Nasional”, hari ini (17/9/2020).

Hadir sebagai pembicara utama dalam acara tersebut, Kepala Staf Kepresidenan Jend (Purn) Dr Moeldoko SIP. Ia menyampaikan terkait konsep dan relasi Nawacita dan Pancasila.

“Presiden Joko Widodo dalam empat tahun ke depan memiliki sembilan cita-cita (Nawacita). Di antaranya terkait dengan pembangunan nasional, baik pembangunan SDM, maupun infrastruktur,” ujar Moeldoko.

Empat Prodi Favorit di UPN Veteran Yogyakarta pada Jalur Seleksi Mandiri 2020

Ia melanjutkan, sumber dan dasar perumusan Nawacita adalah Pancasila. Selain itu, bersumber juga dari Trisakti Soekarno, yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya.

"Semua itu harus dipahami dan diimplementasikan dalam pembangunan nasional untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih maju," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor UPNVY Dr Drs Mohamad Irhas Effendi MSi berbicara tentang paradigma pembangunan Indonesia.

Menurutnya, di era reformasi seperti sekarang ini, banyak terjadi pergeseran atau perubahan paradigma, terutama dalam hal pembangunan nasional. Dengan begitu, Pancasila dan UUD 1945 menjadi hal penting dalam pembangunan nasional tersebut.

Ia mengungkapkan, sering terjadi pergeseran atau perubahan paradigma. Sebab, paradigma lama sudah tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang ada. Kemudian, muncul pemikiran baru yang lebih cocok untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Irhas menambahkan, perubahan paradigma di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di antaranya, berkurangnya peran pemerintah dan adanya upaya melakukan pemberdayaan masyarakat.

Birokrat Tidak Boleh Mendustakan Nikmat Terbesar Indonesia Yakni Pancasila

Kemudian, adanya pembangunan berkelanjutan dan globalisasi. Perubahan-perubahan tersebut juga terjadi seiring dengan pergantian kepemimpinan.

Meski demikian, lanjutnya, visi misi pembangunan harus memiliki ideologi. Yakni, Pancasila sebagai sebuah nilai yang mewarnai semua arah gerak masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.

Selain itu juga harus memilik tujuan inti, yakni yang tertuang pada Pembukaan UUD 1945 yang tidak akan berubah dalam jangka waktu yang lama.

"Jika Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) itu bisa berubah, Pancasila sebagai nilai inti dan UUD 1945 sebagai tujuan intinya tidak bisa diubah," terang Irhas.

Berikutnya, Guru Besar UPNVY, Prof Dr Ir C Danisworo MSc yang juga menjadi narasumber menjelaskan Wimaya Pancasila dan Bela Negara dalam rangka pembangunan nasional.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved