Bantul
Bicara Soal Pilkada Bantul, Suharsono : Lurah dan ASN Ikut Kampanye, Akan Saya Usir
Suharsono meminta kepada semua lurah desa dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan pemerintah Kabupaten Bantul agar tetap menjaga netralitas.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL- Bupati Bantul petahana, Suharsono meminta kepada semua lurah desa dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan pemerintah Kabupaten Bantul agar tetap menjaga netralitas.
Tidak boleh terlibat, apalagi sampai ikut-ikutan kampanye, di Pilkada Bantul 2020.
Suharsono mengaku dari sekarang mulai memilah, mana tugas sebagai Bupati Bantul dan tugas sebagai bakal calon.
Termasuk penggunaan fasilitas negara, berupa mobil dinas dan sopir, ia mengaku mulai sekarang sudah membedakan.
• Resmi! Suharsono-Totok Sudarto Maju Pilkada Bantul 2020
Bahkan, saat nanti sudah memasuki masa kampanye, Ia meminta kepada lurah dan ASN, ketika dirinya datang ke wilayah dalam posisinya sebagai bakal calon Bupati, maka tidak diperkenankan untuk datang.
"Jika ada lurah dan ASN ikut kampanye, akan saya usir," ujar Suharsono, Selasa (01/9/2020).
Ia kemudian bercerita, pengalaman dirinya waktu Pemilihan Presiden tahun 2019 lalu, dirinya yang merupakan kader Gerindra sekaligus Kepala Daerah harus paham dan bisa menempatkan posisi.
Apabila sebagai kepala daerah, kata Suharsono, atasan dirinya adalah Joko Widodo.
Akan tetapi secara struktural partai, maka Prabowo Subianto adalah pimpinannya.
• Tidak Mau Ketinggalan, Pasangan Suharsono - Totok Daftar Pilkada Bantul Hari Pertama
Ia mengaku telah berkomitmen tidak mau melanggar aturan.
Sebab itu, dirinya mengaku waktu itu sebisa mungkin harus pandai memilah dan menempatkan diri dengan baik.
"Mana tugas sebagai Kepala daerah dan mana tugas kepentingan partai. Harus dibedakan," terang dia.
Sebagaimana diketahui, di Pilkada Bantul 2020, Suharsono yang merupakan Bupati Incumbent, akan maju berlaga kembali, berpasangan dengan Totok Sudarto.
Pasangan dengan jargon NoTo itu, sudah mendapatkan dukungan sedikitnya dari lima partai politik. Antara lain, Gerindra, NasDem, PKS, PPP dan Golkar. Total 20 kursi legislatif. (TRIBUNJOGJA.COM)