Virus Corona Ganas Ditemukan di Indonesia, Cepat Menular, Eijkman Lapor ke Menristek dan Menkes

Eijkman menemukan adanya strain mutasi virus corona baru di Indonesia yang diyakini lebih ganas serta jauh lebih cepat menular.

Editor: ribut raharjo
Shutterstock
Ilustrasi 

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 kembali memperbarui soal provinsi yang melaporkan penambahan jumlah kasus positif cukup banyak.

Hal itu setelah diumumkannya 3.003 kasus tambahan positif Covid-19, sehingga total kasus positif hari ini sebanyak 165.887 kasus.

Dikutip dari situs resmi covid19.go.id, provinsi tertinggi yang melaporkan kasus positif hari ini adalah DKI Jakarta dengan 869 kasus positif Covid-19. Namun, DKI Jakarta kasus sembuhnya justru melewati kasus positif, yakni sebesar 881 orang.

Lalu kemudian, ada Jawa Barat dengan 526 kasus positif dan 267 laporan pasien terkonfirmasi sembuh. Kemudian, ada Jawa Timur melaporkan kasus positif baru sebanyak 417 kasus baru dan 238 kasus sembuh.

Berikut sebaran 3.003 kasus Covid-19 berdasarkan 34 provinsi pada 28 Juli 2020 :

1. DKI Jakarta: 869 kasus
2. Jawa Barat: 526 kasus
3. Jawa Timur: 417 kasus
4. Jawa Tengah: 242 kasus
5. Kalimantan Timur: 97 kasus
6. Bali: 93 kasus
7. Sumatera Utara: 86 kasus
8. Sulawesi Selatan: 76 kasus
9. Kalimantan Selatan: 68 kasus
10. Riau: 66 kasus
11. Sumatera Selatan: 57 kasus
12. Aceh: 50 kasus
13. Sulawesi Tenggara: 49 kasus
14. Banten: 42 kasus
15. Kepualauan Riau: 36 kasus
16. Sulawesi Utara: 34 kasus
17. Sumatera Barat: 26 kasus
18. Papua: 26 kasus
19. Bengkulu: 24 kasus
20. Nusa Tenggara Barat: 23 kasus
21. DI Yogyakarta: 20 kasus
22. Sulawesi Barat: 16 kasus
23. Maluku Utara: 15 kasus
24. Kalimantan Utara: 12 kasus
25. Gorontalo: 12 kasus
26. Jambi: 6 kasus
27. Papua Barat: 6 kasus
28. Maluku: 4 kasus
29. Lampung: 2 kasus
30. Nusa Tenggara Timur: 2 kasus
31. Sulawesi Tengah: 1 kasus
32. Bangka Belitung: 0 kasus
33. Kalimantan Barat: 0 kasus
34. Kalimantan Tengah: 0 kasus

Terpisah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali menyarankan agar semua orang yang terinfeksi virus corona (Covid-19) harus diperiksa bahkan jika mereka tanpa gejala atau sedikit menunjukkan gejala. Hal ini sebagai tanggapan setelah US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan minggu ini bahwa orang-orang yang terkena Covid-19 tetapi tidak menunjukkan gejala, tidak perlu diuji.

Pimpinan teknis WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan badan PBB merekomendasikan kasus yang dicurigai dan memiliki kontak harus diuji. Hal ini tak lain untuk mengidentifikasi kasus aktif sehingga mereka bisa diisolasi, dan kontak mereka bisa dilacak.

Namun fokusnya harus pada orang-orang yang menampilkan tanda-tanda infeksi. "Rekomendasi kami adalah untuk menguji kasus yang dicurigai. Kami memiliki definisi kontak, dan siapa yang memiliki kontak dengan kasus yang terkonfirmasi, harus diuji terlepas dari perkembangan gejala," ujar van Kerkhove.

Kepala Program Darurat WHO, Mike Ryan mengatakan ada alasan untuk menguji orang tanpa gejala atau sedikit gejala, khususnya di mana kelompok infeksi muncul. Namun kata dia, pengujian populasi yang luas itu mahal dan tidak realistis.

"Ini menyerap sejumlah besar sumber daya.Jadi kita perlu fokus pada pengujian individu yang tepat, kita perlu fokus pada memaksimalkan pengujian dalam kelompok, dan kita perlu fokus pada kualitas pengujian, dan kecepatannya," jelasnya.

Sejauh ini berdasarkan data Worldometers, Jumat (28/8/2020) pukul 12.48 WIB, total kasus positif mencapai 24.628.901 di dunia. Sementara kasus kematian akibat Covid-19 berjumlah 835.639 orang dan yang sembuh mencapai 17.094.868 pasien. (tribun network/den/mal/kps/wly/reuters)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved