Efek Terlalu Sering Minum Obat Sakit Kepala : Mual Hingga Sakit Kepala Rebound
Penggunaan obat sakit kepala yang berlebihan dinilai bisa memberikan dampak serius. Semisal Sakit kepala rebound yang seringkali disertai dengan mual.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Obat penghilang rasa sakit kerap kali menjadi pilihan paling mudah yang bisa diambil begitu mengalami sakit kepala.
Obat-obatan ini mudah diperoleh di warung dan bisa dikonsumsi tanpa resep dokter.
Namun Anda perlu benar-benar mempelajari dosis penggunaan dan efek samping obat tersebut.
Apalagi, penggunaan obat sakit kepala yang berlebihan dinilai bisa memberikan dampak serius. Semisal Sakit kepala rebound yang seringkali disertai dengan mual.
• Tiga Titik Pijatan untuk Menyembuhkan Sakit Kepala dan Migrain, Mudah dan Bisa Anda Lakukan Sendiri
Obat sakit kepala yang umum adalah jenis obat analgesik yang merupakan obat pereda nyeri yang sering dikonsumsi untuk mengurangi sakit kepala.

Di antaranya termasuk parasetamol, obat antiinflamasi nonsteroid dan opioid.
Dikutip Tribun Jogja dari kompas.com, menyalahgunakan obat, menggunakannya secara berlebihan dan meminumnya untuk jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan rasa sakit yang melemahkan, yang memengaruhi tingkat produktivitas.
Diagnosis dapat dibuat jika seseorang menderita sakit kepala selama lebih dari 15 hari dalam sebulan selama minimal tiga bulan, sebagai akibat dari mengonsumsi obat anti-migrain secara berlebihan.
Sakit kepala rebound seringkali disertai dengan mual, sensitivitas cahaya dan suara, insomnia dan sembelit.
Wanita lebih sering terkena kondisi ini daripada pria.
Ini juga lazim di antara orang-orang dengan depresi dan kecemasan, serta orang-orang dengan kondisi nyeri kronis lainnya.
Menurut sebuah artikel baru-baru ini di Harvard Health Publishing, ada beberapa obat yang menyebabkan sakit kepala berulang.
Di antaranya, pengobatan yang dibuat dengan kombinasi obat termasuk butalbital dapat meningkatkan sakit kepala dari yang episodik menjadi kronis.
Sedangkan ibuprofen dan acetaminophen adalah obat bebas yang biasanya dikonsumsi untuk mengatasi migrain yang berkepanjangan hingga 15 hari.
Kombinasi dengan triptan, sumatriptan, dan opioid juga digunakan.
Bagaimana Mengakhiri Sakit Kepala yang Dipicu Analgesik

Perlahan-lahan hentikan minum obat, meskipun mungkin sulit pada awalnya karena bisa memperburuk sakit kepala.
Namun, seiring waktu, sakit kepala mereda dengan penurunan obat secara bertahap.
Menyimpan buku harian dan mendokumentasikan gejala-gejala yang berhubungan dengan sakit kepala, dan membagikannya dengan dokter dapat membantu mengatasi masalah kesehatanmu.
Juga, menghindari pemicu seperti kafein, dehidrasi, rasa lapar, kurang tidur, dan paparan teknologi yang dapat memicu munculnya gejala.
Obat-obatan tertentu dapat dihentikan sekaligus, sementara ada obat lain yang lebih baik jika dikurangi secara bertahap.
Untuk beberapa orang yang menggunakan obat yang dikombinasikan dengan butalbital di dalamnya, obat ini dapat menyebabkan kejang, dan oleh karena itu mereka mungkin memerlukan bantuan seorang praktisi kesehatan dalam pengaturan klinis.
Gejala yang terjadi setelah minum obat dengan butalbital biasanya adalah lekas marah, diare, mual dan kecemasan, terutama ketika butalbital dicampur dengan opioid.
Oleh karena itu, yang terbaik adalah menghindari pengobatan dan belajar untuk mengatasi sakit kepala dengan cara yang lebih natural.
Penting juga untuk memberi tahu dokter jika obat sakit kepala perlu diminum lebih dari dua hari dalam seminggu.
Batasi asupan menjadi kurang dari 10 hari sebulan jika diperlukan.
Jika merasa sakit kepala bertahan lebih dari empat hari, hubungi dokter dan segera memeriksanya.
Cara Meredakan Sakit Kepala Tanpa Menggunakan Obat yang Dianjurkan Para Ahli

Sakit kepala yang secara medis dikenal sebagai cephalalgia adalah kondisi terdapatnya rasa sakit di kepala, kadang di leher bagian belakang leher atau punggung bagian atas.
Gangguan sakit kepala sekilas memang terlihat sebagai suatu masalah yang sepele, namun kondisi ini bisa sangat mengganggu aktivitas.
Ada banyak cara untuk mengatasi serangan sakit kepala, salah satunya dengan minum obat pereda nyeri.
Namun ada pula beberapa cara alternatif yang bisa Anda gunakan untuk mengusir penderitaan akibat sakit kepala.
Berikut cara meredakan sakit kepala tanpa menggunakan obat sebagaimana yang disarankan oleh para peneliti kesehatan :
- Biofeedback
Studi menunjukkan, biofeedback sangat efektif untuk mengatasi migrain dan ketegangan di kepala. Sebuah analisis terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Headache menunjukkan terapi perilaku, seperti biofeedback, lebih hemat biaya dibandingkan pemberian resep obat.
- Akupunktur
Sebuah analisis oleh para ahli yang dikenal sebagai Cochrane review menemukan, akupunktur dapat membantu mencegah migrain akut dengan lebih sedikit efek samping. Bukti juga menunjukkan bahwa akupunktur dapat membantu orang dengan sakit kepala kronis
- Pijat
Untuk pertolongan sementara sakit kepala, Anda bisa mencoba untuk menggosok pelipis atauleher, punggung, kepala, atau bahu. "Anda akan merasa lebih baik sementara waktu, tapi kemudian Anda harus melakukannya lagi," kata Salwa H. Hanna, MD, pemilik dan direktur medis dari Headache Clinic of Denver.
Menarik napas panjang, santai mendengarkan musik atau menggunakan pencitraan mental, dapat membantu orang rileks dan mungkin terhindar dari sakit kepala. Temuan ini perlu penelitian lebih lanjut.
Namun, sebuah penelitian terhadap 90 penderita sakit kepala menemukan bahwa pelatihan relaksasi dapat meningkatkan kualitas tidur lebih baik ketimbang akupunktur.
- Terapi panas dan dingin
Untuk sakit kepala, Anda juga dapat menempelkan es ke daerah pelipis.
Menurut penjelasan Edmund Messina, MD, dokter yang berpraktik di Michigan Headache Clinic, pembuluh arteri yang menyuplai darah ke dura (lapisan otak) letaknya di belakang lapisan tulang tipis di daerah pelipis.
"Dura akan meradang pada saat Anda mengalami migraine. Menurunkan suhu pada pembuluh darah yang melewati area tersebut diyakini dapat meredakan rasa sakit yang timbul," ujarnya.
- Batasi nitrat dan nitrit
Sebuah penelitian baru menemukan, ketika pasien diberik stimulasi magnetik transkranial pada otaknya, mereka mendapat pertolongan lebih baik dalam mengatasi masalah sakit kepala ketimbang mereka yang diobati dengan plasebo. Terapi yang bersifat noninvasif ini berlangsung selama satu atau dua jam dan dilakukan di suatu klinik khusus.
Terapi dilakukan dengan cara menempatkan koil elektromagnetik ke dekat kepala untuk mengirimkan sinyal atau gelombang. Namun demikian, stimulasi magnetik transkranial masih dianggap sebagai terapi eksperimental untuk mengobati migrain.
- Elektroda implan
Problem sakit kepala kambuhan di masa depan mungkin akan terselesaikan dengan penggunaan elektroda yang ditanam di leher atau otak untuk meredakan nyeri.
Salah satu jenis terapi yang disebut stimulasi saraf oksipital, muncul sebagai pengobatan menjanjikan dalam pengobatan sakit kepala kluster dan migrain, meski terapi ini masih perlu dikaji melalui studi berskala besar. Dalam perawatan ini, elektroda ditanamkan di dasar tengkorak, dekat saraf oksipital. (*/berbagai sumber)