Gunungkidul

Baru Panen, Pertanian di Gunungkidul Belum Terdampak Kekeringan

Kabid Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan dari pet

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Ari Nugroho
Istimewa
Dam parit di Pedukuhan Ngasem, Kalurahan Ngalang, Gedangsari, Gunungkidul. Dam ini dimanfaatkan warga untuk mengairi lahan kacang tanah selama musim kemarau 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Musim kemarau ini, sejumlah wilayah di Gunungkidul sudah mengalami krisis air. Kendati begitu, kekeringan dan krisis air ini tidak banyak berpengaruh pada sektor pertanian di Gunungkidul.

Kabid Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan dari petani terkait kekeringan.

"Rata-rata sudah panen, jadi kami sampai saat ini belum menerima laporan ada penanaman yang terdampak," kata Raharjo dihubungi pada Kamis (27/08/2020).

Ikut Panen Raya, Sutrisna Puji Kreativitas Warga Kalisuci Semanu

Menurutnya, para petani di Gunungkidul sudah melakukan antisipasi secara mandiri.

Salah satunya dengan pola budidaya tanaman.

Raharjo mengatakan saat ini petani baru saja memanen ubi kayu.

Pangan jenis ini memang tidak membutuhkan air yang banyak.

Lahan yang ditanami pun hanya yang berada dekat dengan sumber air.

"Umumnya saat musim seperti ini tinggal panen ubi kayu, lalu persiapan tanam musim hujan," jelasnya.

Antisipasi lain yang sudah dilakukan adalah menyiapkan persediaan air di dam parit.

Salah satunya berada di Pedukuhan Ngasem, Ngalang, Gedangsari, yang digunakan untuk mengairi lahan kacang tanah seluas 20 hektare.

Pola tanam sesuai musim ini juga diungkapkan oleh Wastini, buruh tani di Pedukuhan Kanigoro, Kemadang, Tanjungsari.

Ia mengatakan saat musim kering seperti ini, proses penanaman tidak dilakukan.

Gunungkidul Ditargetkan Mampu Suplai 5 Persen Kebutuhan Ayam Nasional

"Kalau lagi musim begini kan airnya sulit, jadi panennya cuma sekali. Memang sudah biasa seperti itu," ungkap Wastini.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki melaporkan ada 8 kapanewon yang sudah kesulitan air bersih. Tanjungsari termasuk salah satunya.

Pihaknya pun sudah melakukan dropping air bersih ke wilayah tersebut. Anggaran Rp 740 juta disiapkan untuk operasional truk pengangkut air tahun ini.

"Kami alokasikan sebanyak 2 ribu tangki air bersih. Proses dropping sudah dilakukan sejak akhir Juli lalu," kata Edy.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved