Cerita Nyata Guru Sekolah Datangi Murid ke Rumah karena Minim Kuota dan Susah Signal

seorang Guru Tetap Yayasan di Mts Ma'arif Dlingo, Indri Astuti, rela mendedikasikan dirinya untuk langsung mendatangi rumah-rumah muridnya.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Iwan Al Khasni
Dok. Pribadi
Guru Yayasan Mts Ma'arif Dlingo, Indri Astuti, sedang memberikan bimbingan langsung kepada murid-muridnya yang terkendala sinyal dan kuota dalam pembelajaran jarak jauh, di Dusun Tanjung, Temuwuh, Dlingo, Bantul. 

Protokol Kesehatan tetap diberlakukan. Anak-anak belajar dengan memakai masker.

Disediakan pula cuci tangan dan hand sanitizer. Dengan cara bimbingan langsung, menurut Indri, dirinya bisa langsung menjelaskan materi pelajaran kepada murid-muridnya.

Kemudian, dilanjut untuk mengerjakan tugas bersama.

"Setidaknya materi apa yang belum bisa dipahami, saat itu bisa langsung ditanyakan," ungkap dia.

Selain itu, dengan mengunjungi rumah muridnya, ia mengaku lebih mengenal dan memahami kendala yang dihadapi muridnya di tengah kondisi serba sulit.

Ia bercerita, setelah selesai pelajaran, ada satu muridnya yang langsung terburu-buru pamit pulang.

Ketika ditanya alasan muridnya cepat pulang, "ternyata nyambi bekerja," ucap Indri.

Ia mengaku mau melakukan bimbingan langsung ke rumah murid-muridnya karena prihatin.

Beberapa anak kesulitan belajar.

Setelah didatangi langsung ternyata sinyalnya memang susah.

Guru Yayasan Mts Ma'arif Dlingo, Indri Astuti, sedang memberikan bimbingan langsung kepada murid-muridnya yang terkendala sinyal dan kuota dalam pembelajaran jarak jauh, di Dusun Tanjung, Temuwuh, Dlingo, Bantul.
Guru Yayasan Mts Ma'arif Dlingo, Indri Astuti, sedang memberikan bimbingan langsung kepada murid-muridnya yang terkendala sinyal dan kuota dalam pembelajaran jarak jauh, di Dusun Tanjung, Temuwuh, Dlingo, Bantul. (istimewa)

Ada juga yang terkendala karena tidak ada kuota internet.

Madrasah Tsanawiyah (Mts) Ma'arif Dlingo merupakan sekolah swasta.

Jumlah muridnya ada sekitar 200 anak. M

enurut Indri, keuangan sekolah tidak begitu banyak.

Sebab itu, "kami belum bisa memberikan kuota untuk siswa kami," terangnya.

Karena itu, bagi dia mendatangi langsung rumah muridnya untuk bimbingan langsung adalah cara terbaik, dan akan terus dilakukan. (Tribunjogja.com | Ahmad Syarifudin).

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved