Kisah Inspiratif

Kisah Guru di Bantul, Rela Sambangi Rumah Muridnya Lantaran Prihatin Susah Sinyal

Dengan mengendarai sepeda motornya, ia terpaksa harus melewati jalan bergelombang perbukitan.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Guru Yayasan Mts Ma'arif Dlingo, Indri Astuti, sedang memberikan bimbingan langsung kepada murid-muridnya yang terkendala sinyal dan kuota dalam pembelajaran jarak jauh, di Dusun Tanjung, Temuwuh, Dlingo, Bantul. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pembelajaran jarak jauh yang diberlakukan selama masa pandemi Coronavirus Disease-2019 atau (Covid-19) dengan sistem daring tidak selamanya mulus.

Di daerah terpencil di Kecamatan Dlingo misalnya, pembelajaran berbasis online itu sulit dilakukan, lantaran terkendala oleh sinyal. 

Alhasil, sebagian siswa kurang bisa menangkap pelajaran.

Terlebih, materi pelajaran berbasis online diberikan kepada siswa dalam bentuk video, sebagian murid kurang terbiasa sehingga pelajaran tidak bisa ditangkap dengan baik.

Bermula dari keprihatinan itu, seorang Guru Tetap Yayasan di Mts Ma'arif Dlingo, Indri Astuti, rela mendedikasikan dirinya untuk langsung mendatangi rumah-rumah muridnya.

Siswa SMP N 5 Wates Gunakan HT untuk Pembelajaran Jarak Jauh

Dengan mengendarai sepeda motornya, ia terpaksa harus melewati jalan bergelombang perbukitan.

Tujuannya cuma satu, agar semua muridnya bisa mengikuti materi pembelajaran dengan baik.

Sejumlah siswa yang terkendala pelajaran dikumpulkan, kemudian diberikan bimbingan secara langsung. 

"Anak-anak mengeluhkan susah sinyal, sehingga pembelajaran kurang optimal. Apalagi belajarnya kan lewat Video, beberapa anak belum terbiasa, jadi pemahamannya terhambat," terang Indri, seusai memberikan pembelajaran langsung di Dusun Tanjung, Desa Temuwuh, Dlingo, Bantul, Selasa (25/8/2020).

Indri mengungkapkan, mendatangi rumah murid-muridnya untuk bimbingan langsung sudah sering dilakukan.

Setidaknya, dalam satu bulan sudah empat kali.

Ia lakukan secara bergilir, memetakan muridnya yang dianggap terkendala pelajaran.

Dalam satu kali bimbingan, Indri biasanya akan memanggil beberapa murid dusun terdekat untuk ikut belajar bersama.

Jadi dalam satu kelompok biasanya diikuti oleh 6 - 8 siswa. 

Protokol Kesehatan tetap diberlakukan.

Pemkab Kulon Progo Fasilitasi Pelajar Melalui Pulsaku Untuk Pembelajaran Jarak Jauh

Anak-anak belajar dengan memakai masker.

Disediakan pula cuci tangan dan hand sanitizer.

Dengan cara bimbingan langsung, menurut Indri, dirinya bisa langsung menjelaskan materi pelajaran kepada murid-muridnya.

Kemudian, dilanjut untuk mengerjakan tugas bersama. 

"Setidaknya materi apa yang belum bisa dipahami, saat itu bisa langsung ditanyakan," ungkap dia.

Selain itu, dengan mengunjungi rumah muridnya, ia mengaku lebih mengenal dan memahami kendala yang dihadapi muridnya di tengah kondisi serba sulit.

Ia bercerita, setelah selesai pelajaran, ada satu muridnya yang langsung terburu-buru pamit pulang. 

Ketika ditanya alasan muridnya cepat pulang, "ternyata nyambi bekerja," ucap Indri. 

Ia mengaku mau melakukan bimbingan langsung ke rumah murid-muridnya karena prihatin.

Kisah Nur Viki Al Amin Sediakan Layanan WiFi Gratis untuk Pembelajaran Online

Beberapa anak kesulitan belajar.

Setelah didatangi langsung ternyata sinyalnya memang susah.

Ada juga yang terkendala karena tidak ada kuota internet. 

Madrasah Tsanawiyah (Mts) Ma'arif Dlingo merupakan sekolah swasta.

Jumlah muridnya ada sekitar 200 anak.

Menurut Indri, keuangan sekolah tidak begitu banyak.

Sebab itu, "kami belum bisa memberikan kuota untuk siswa kami," terangnya.

Karena itu, bagi dia mendatangi langsung rumah muridnya untuk bimbingan langsung adalah cara terbaik, dan akan terus dilakukan. (TRIBUNJOGJA.COM). 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved