Pendidikan
Masa Pandemi, Pakar Peternakan UGM Sebut Sektor Agro Tumbuh Melampaui Sektor Lain
Saat pandemi Covid-19, sektor ekonomi yang tumbuh adalah sektor agro, yaitu sebesar 2,51 persen, sementara sektor lainnya sebesar -5,3 persen.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Pada peringatan hari ulang tahun ke-75, Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah (PR) besar untuk diselesaikan.
Selain kesehatan, sektor yang paling terdampak di masa pandemi ini adalah perekonomian.
Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Dr Ir Ali Agus, DAA, DEA, IPU, ASEAN Eng menyebutkan, dalam situasi pandemi Covid-19 ini, sektor ekonomi yang tumbuh adalah sektor agro, yaitu sebesar 2,51 persen, sementara sektor lainnya sebesar -5,3 persen.
“Hal tersebut dapat diartikan bahwa agro merupakan penyelamat ekonomi nasional karena bersifat local based. Petani memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia dengan pengetahuan yang telah dipraktikkan selama bertahun-tahun untuk menghasilkan pangan berkualitas bagi masyarakat,” ujar Agus saat dihubungi Tribunjogja.com, Senin (17/8/2020).
• Pakar Peternakan UGM : Gerakan Indonesia Bertelur untuk Merdeka dari Stunting
Agus pun berharap, pemerintah mampu menciptakan lapangan pekerjaan terutama di bidang peternakan untuk menyejahterakan masyarakat.
Menurutnya, kondisi ini menjadi peluang terciptanya berbagai lapangan pekerjaan di bidang peternakan.
Ia menjelaskan, berdasarkan survei angkatan kerja nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik Indonesia pada Agustus 2017, terdapat 3,84 tenaga kerja di sektor peternakan.
Angka ini menyumbang sebesar 3,17 terhadap tenaga kerja nasional.
“Bidang peternakan merupakan prime mover ekonomi pedesaan karena masih dikelola secara tradisional oleh peternak di pedesaan dengan latar belakang pendidikan rendah,” ungkapnya.
Menurut data statistik ketenagakerjaan sektor pertanian, pada Agustus 2019, penduduk yang bekerja di subsektor peternakan dengan latar belakang pendidikan dasar sebanyak 3,8 juta orang, pendidikan menengah 557 ribu orang, dan pendidikan tinggi 76 ribu orang.
Dengan melihat kondisi tersebut, lanjut Agus, menjelang peringatan 75 tahun Indonesia merdeka, perlu peningkatan sumber daya manusia (SDM) unggul di bidang peternakan.
• Kemarau, DPPKP Bantul Belum Terima Laporan Lahan Pertanian Alami Kekeringan
“Di era industri 4.0 saat ini, SDM yang unggul berkaitan erat dengan penguasaan teknologi. Lulusan peternakan diharapkan peka dan adaptif terhadap perkembangan teknologi sehingga mampu membawa kemajuan di bidang peternakan termasuk menciptakan lapangan kerja,” tutur Agus.
“Terlebih di masa pandemi Covid-19 terjadi perubahan yang sangat drastis yang memerlukan sarjana peternakan yang kompeten dan terampil,” sambungnya menekankan.
Perguruan tinggi, menurut Agus, merupakan institusi yang berperan besar dalam mencetak SDM unggul di bidang peternakan.