Kota Yogyakarta
Nyamuk Ber-Wolbachia Hanya Sebagian Cara Berantas DBD, Dinkes Kota: Masyarakat Harus Lakukan PSN
Menurutnya, masyarakat tetap harus selalu melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). “Mereka tetap harus melaksanakan apa yang dianjurkan, PSN. Wolb
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Di DIY, telah dikembangkan inovasi untuk memberantas kasus demam berdarah dengue (DBD) dengan melakukan penyebaran nyamuk aedes aegypti yang mengandung bakteri Wolbachia.
Teknologi yang diyakini mampu mencegah pertumbuhan virus dengue di dalam tubuh nyamuk itu telah diakui oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mampu menurunkan jumlah kasus DBD.
Namun demikian, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Yudiria Amelia mengingatkan bahwa teknologi nyamuk ber- Wolbachia hanya sebagian cara dalam pemberantasan DBD.
Menurutnya, masyarakat tetap harus selalu melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Mereka tetap harus melaksanakan apa yang dianjurkan, PSN. Wolbachia ini hanya tambahan,” ujar Yudiria saat dihubungi Tribunjogja.com, Kamis (13/8/2020).
• Dinkes Kota Yogyakarta Sebut Ada Penurunan Kasus DBD setelah Penyebaran Nyamuk Ber-Wolbachia
Ditanya terkait perkembangan intervensi nyamuk aedes aegypti ber-Wolbachia, Yudiria mengungkapkan, saat ini tengah dilakukan penyebaran nyamuk di Kecamatan Kotagede dan beberapa titik yang belum lainnya.
“Penyebaran diawali dengan tahap sosialisasi kepada masyarakat. Kalau enggak salah di Kotagede itu Oktober atau November sudah harus selesai. Harapannya seluruh Kota Yogyakarta sudah tersebar,” tuturnya.
Pelepasan nyamuk aedes aegypti ber-Wolbachia di Kota Yogyakarta sudah dimulai sejak 2016 di Kecamatan Tegalrejo dan Wirobrajan.
Saat ini, hampir seluruh kecamatan di Kota Yogyakarta telah dilakukan intervensi teknologi tersebut.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu mengatakan selama ini dukungan masyarakat Kota Yogyakarta pada pengembangan teknologi nyamuk ber-Wolbachia cukup baik dan tidak ada masalah.
• WMP Yogyakarta Perlu Melepas 60 Persen Populasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Berantas DBD
“Tipe masyarakat kita ngendiko ke pemangku kebijakan. Enggak ada masalah. Dari World Mosquito Program Yogyakarta yang melakukan program itu juga melakukan sosialisasi yang masif. Begitu pemangku kebijakan oke, langsung dilakukan sosialisasi,” tandasnya.
Ia menyebutkan, selama 2020 telah tercatat kasus DBD sebanyak 259 kasus di Kota Yogyakarta.
Angka tersebut cenderung mengalami penurunan dari bulan ke bulan berikutnya.
Adapun rincian jumlah penderita per bulan, di antaranya Januari sebanyak 34 kasus, Februari sebanyak 72 kasus, Maret sebanyak 58 kasus, April sebanyak 50 kasus, Mei sebanyak 28 kasus, dan Juni sebanyak 11 kasus, dan Juli sebanyak 4 kasus. (TRIBUNJOGJA.COM)