Pendidikan
Minimalkan Potensi Siswa Bekerja Sama Saat Ujian, Sekolah Lakukan Modifikasi Penilaian Selama PJJ
Pandemi Covid-19 membuat sektor pendidikan harus melakukan banyak adaptasi dan modifikasi.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Pandemi Covid-19 membuat sektor pendidikan harus melakukan banyak adaptasi dan modifikasi.
Tak hanya sistem pembelajaran yang menggunakan pembelajaran jarak jauh (PJJ), namun juga sistem penilaian siswa.
Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMAN 8 Yogyakarta, Sri Utari mengatakan potensi siswa melakukan kerja sama saat ujian selama PJJ meningkat signifikan.
Sebab, guru tidak bisa mengawasi siswa satu per satu layaknya mengerjakan ujian di kelas.
• Selama Pandemi, Disdikpora DIY Sebut Pembelajaran SMA/SMK Terkendala untuk Praktikum
Jika dibiarkan, hal tersebut dapat membuat penilaian pada siswa menjadi tidak valid.
Sehingga guru perlu melakukan modifikasi soal ujian atau asesmen yang sesuai dengan kondisi PJJ.
“Asesmennya tidak dari ulangan. Namun, kami berikan soal yang mampu menggali kreativitas, eksplorasi, yang anak tidak bisa mencontek. Harus mencari model yang meminimalkan kerja sama,” ujar Utari saat ditemui di SMAN 8 Yogyakarta, Selasa (11/8/2020).
Ia menerangkan, berdasarkan panduan penyelenggaraan pembelajaran dari Kemendikbud, selama pandemi dalam satu hari hanya ada 4 jam pelajaran, yakni dari pukul 07.15-12.00 WIB.
Berbeda dengan kondisi normal yang sampai 15.30 WIB.
• Pembelajaran Tatap Muka di DIY Dimulai dari Kampus
Selain itu, menurutnya kompetensi dasar (KD) darurat Covid-19 memiliki sedikit perbedaan dengan KD di masa normal.
Yang mana terdapat pengurangan beberapa materi untuk setiap mata pelajaran.
Dikarenakan hal itu, lanjut Utari, banyak siswa kelas XII yang khawatir dengan kesiapan mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Sebagai solusi, SMAN 8 Yogyakarta membuka layanan pembelajaran klinis atau pembelajaran tambahan bagi anak yang membutuhkannya.
“Ada pembelajaran klinis untuk persiapan SBMPTN atau pun kelas X dan XI yang butuh pembelajaran tambahan di luar jadwal biasa. Ini pilihan, atas permintaan anak saja,” terangnya.
Adapun jadwal pertemuan untuk pembelajaran klinis di SMAN 8 Yogyakarta dilakukan tergantung permintaan sekelompok siswa.
• Sekolah di Wilayah Zona Kuning Diizinkan Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Ini Penjelasan Mendikbud
Kegiatan itu biasanya dilakukan melalui Google Classroom.
Pada prinsipnya, jelas Utari, di SMAN 8 Yogyakarta setiap guru harus membuat modul pedoman pembelajaran selama satu semester.
Modul tersebut berisi panduan materi dan buku-buku yang harus dipelajari.
Selain modul dan buku-buku, guru juga menyampaikan materi melalui video rekaman di YouTube.
Khusus mata pelajaran matematika, fisika, dan kimia, terang Utari, harus ada video rekaman untuk materi-materi yang dianggap sulit.
“Yang tidak jelas di modul itu bisa buka penjelasannya di video. Baru setelah itu dibuka pembelajaran klinis kalau tidak jelas lagi,” pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)
