Update Corona di DI Yogyakarta
Penjual Layangan di Yogyakarta Mendulang Rupiah Selama Pandemi
Dalam sehari bisa terjual hingga 10 layang-layang. Kalau akhir pekan bisa sampai 15 layang-layang.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Permainan tradisional layang-layang menjadi peluang usaha baru di tengah pandemi.
Di mana, layang-layang yang terbuat dari kertas atau kain tipis yang berkerangka yang diterbangkan ke udara menggunakan benang atau tali sebagai alat pengendali.
Kini, tengah digemari masyarakat untuk mengisi kepenatan selama berada di rumah.
Situasi ini pun dimanfaatkan oleh Surya (41) untuk berjualan layangan di jalan Lempuyangan, Kota Yogyakarta.
• Lomba Layang-layang, Cara Warga di Bantul Isi Waktu Luang di Tengah Pandemi
Dirinya mulai berjualan sejak Juli 2020 lalu.
"Ini pertama kali berjualan layang-layang. Soalnya, lagi ramai banyak mencari makanya dimanfaatian, saja," jelasnya kepada TRIBUNJOGJA.COM, pada Senin (10/08/2020).
Adapun, layang-layang yang dibuatnya cukup unik.
Tak memakai bahan kertas, ia memakai bahan kain sebagai kanvas berkreasi yang dijahit menyerupai karakter kartun dan tokoh super hero.
"Kalau bahan menggunakan kain ribstop dan water proof. Lalu, dibuat pola sesuai karakter yang diinginkan. Kemudian, dijahitlah mengikuti polanya. Karakter kartun dan super hero dipilih karena kebanyakan yang membeli anak kecil ," ujarnya.
• Unik, Lemari Makan Gratis Ajak Warga Jogja Berbagi di Tengah Pandemi Covid-19
Sementara itu, lanjut Surya, pembuatan layang-layang tidak begitu lama.
Untuk membuat layangan ukuran 2 meter dibutuhkan waktu satu hari.
Sedangkan ukuran biasa bisa menghasilkan hingga 10 layang-layang per hari.
Adapun, harga layang-layang yang dijualnya bervariasi, ukuran biasa dibanderol Rp35 ribu per satuannya.
Sedangkan, yang ukuran besar hingga 2 meter dihargai Rp250 ribu per unitnya.
"Biasanya, dalam sehari bisa terjual hingga 10 layang-layang. Kalau akhir pekan bisa sampai 15 layang-layang," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)