Pendidikan

Upacara Penghormatan Terakhir Prof Dr Cornelis Lay Dihadiri Para Menteri

Prof Cornelis Lay dikenal sebagai pejuang pemikir yang telah memberikan kontribusi yang besar dalam ilmu pemerintahan dan politik.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Suasana upacara penghormatan terakhir Prof Dr Cornelis Lay di Balairung UGM hari ini (Kamis, 6/8/2020) pukul 13.00 WIB. 

Dalam kesempatan tersebut, hadir pula beberapa menteri di antaranya, Menteri Sekretaris Negara, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, serta Menteri Koperasi dan UKM.

Ikut memberikan sambutan, Menteri Sekretaris Negara sekaligus Ketua Majelis Wali Amanat UGM, Prof Dr Drs Pratikno mengatakan dirinya diminta oleh Presiden Joko Widodo dan jajaran menteri untuk memberi penghormatan terakhir serta menyampaikan duka cita yang mendalam kepada seluruh keluarga besar Prof Cornelis Lay.

Selain Pratikno, hadir pula Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia, Tjahjo Kumolo ; dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki.

“Tahun lalu kami kawan-kawannya membuat buku untuk memeringati ulang tahun beliau. Kami tuliskan pengalaman berinteraksi dengan Prof Cornelis Lay, seorang pejuang, seorang anak pasar di Kupang, yang harus membelah bambu agar bisa sampai ke Surabaya kemudian ke Jogja untuk meraih pendidikan terbaik,” ungkap Pratikno sembari berat menahan tangis.

Unik, Lemari Makan Gratis Ajak Warga Jogja Berbagi di Tengah Pandemi Covid-19

Pratikno menambahkan, Cornelis Lay adalah seorang akademisi dan politisi yang diyakininya baik kawan maupun lawan politiknya menghormati beliau sebagai seorang pejuang.

Dalam daftar riwayat hidup yang dibacakan oleh Dekan Fisipol UGM Prof. Dr. Erwan Agus Purwanto, Cornelis Lay dilahirkan di Kupang, 6 September 1959.

Ia menyelesaikan pendidikan S1 Ilmu pemerintahan UGM tahun 1987, S2 di Saint Mary’s University Canada, Amerika Serikat tahun 1992 dan pendidikan S3 ilmu Politik di UGM tahun 2015.

Ia memulai pekerjaan sebagai dosen sejak 1988, dan meraih jabatan Guru Besar pada tahun 2018.

Selain menjadi dosen, semasa hidupnya, ia pernah menjabat sebagai Kepala Biro Pemerintahan dan Politik Dalam Negeri pada Deputi Bidang Politik, Sekretariat Wakil Presiden tahun 2000-2004, Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM tahun 2007-2011 dan Asisten Dekan Senior bidang Penelitian Pengabdian Masyarakat Fisipol UGM tahun 2009-2010.  (TRIBUNJOGJA.COM

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved