PM Lebanon Sebut Gudang Bahan Kimia Beirut Telah Ada Sejak 2014

Perdana Menteri Hassan Diab yang istri dan putrinya dilaporkan terluka menggambarkan situasi itu sebagai bencana sekaligus mengumumkan hari berkabung.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
AFP
Pelabuhan Beirut pada tanggal 31 Juli 2020. 

Tribunjogja.com Lebanon - Menteri kesehatan Lebanon mengkonfirmasi lebih dari 70 orang meninggal ledakan terjadi.

Sumber pasti ledakan sedang diselidiki namun laporan awal menghubungkannya dengan kembang api dan bahan kimia yang tersimpan.

Ada dua ledakan yang terjadi di area pelabuhan Beirut, ledakan pertama sekitar pukul 6 sore waktu setempat.

Yang kedua tampak jauh lebih kuat menyebabkan asap besar serupa dengan jamur.

Ledakan di Beirut pada Selasa petang
Ledakan di Beirut pada Selasa petang (IST | Twitter)

Berbicara kepada media setempat, Menteri Kesehatan Hamad Hassan pada keterangan perdana mengatakan lebih dari 30 orang meninggal dunia dan ribuan orang luka-luka.

Informasi terbaru menyebutkan sudah lebih dari 70 orang meninggal dan setidaknya 2.700 orang terluka.

Perdana Menteri Hassan Diab yang istri dan putrinya dilaporkan terluka menggambarkan situasi itu sebagai bencana sekaligus mengumumkan hari berkabung.

Dia juga mengatakan bahwa siapa pun yang bertanggung jawab atas ledakan harus dimintai pertanggungjawaban.

"Saya berjanji bahwa bencana ini tidak akan berlalu tanpa pertanggungjawaban," katanya, dalam pidato yang disiarkan televisi.

"Mereka yang bertanggung jawab akan membayar harganya."katanya dikutip Tribunjogja.com dari RT.

Kolase Ledakan di Pelabuhan Beirut Lebanon 4 Agustus 2020
Kolase Ledakan di Pelabuhan Beirut Lebanon 4 Agustus 2020 (MOUAFAC HARB / AFP)

Pernyataan itu rupanya merujuk komentar sebelumnya dari Direktur Keamanan Abbas Ibrahim yang menyatakan ledakan dahsyat itu melibatkan bahan kimia yang tersimpan.

Perdana Menteri Hassan Diab  juga menambahkan, fakta tentang gudang berbahaya ini yang telah ada sejak 2014 akan diumumkan.

"Saya tidak akan mendahului penyelidikan."katanya.

Untuk sementara pihak berwenang menduga kuat berasal dari tumpukan amonium nitrat seberat 2.750 ton di gudang dekat pelabuhan yang menekankan bukan berasal dari rudal.

Melansir Kompas.com, Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Thohari memastikan WNI di Beirut dalam keadaan aman usai terjadi ledakan besar di Port of Beirut, Selasa (4/8/2020).

"Berdasarkan pengecekan terakhir seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat. Dalam catatan KBRI, terdapat 1.447 WNI, 1.234 di antaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa," kata Hajriyanto dalam keterangan tertulis, Rabu (5/8/2020).

"Satu WNI yang sedang di karantina di RS Rafiq Hariri, Beirut, yang tidak jauh dari lokasi ledakan, juga sudah terkonfirmasi aman," lanjut dia.

Ia menambahkan, KBRI telah menyampaikan imbauan melalui grup whatsapp dan melalui simpul-simpul WNI lainnya di Beirut.

Sejauh ini, lanjut Hajriyanto, seluruh WNI terpantau aman.

Ia pun mengatakan KBRI telah mengimbau untuk segera melapor apabila berada dalam situasi tidak aman.

"KBRI telah melakukan komunikasi dengan pihak Kepolisian dan meminta laporan segera apabila ada update mengenai WNI dan sepakat akan segera menyampaikan informasi kepada KBRI," lanjut dia. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved