Kisah Penjual Bakso Tahu di Puncak Gunung Cikuray Garut, Pikul Gerobak ke Ketinggian 2.821 Mpdpl
Kisah Penjual Bakso Tahu di Puncak Gunung Cikuray Garut, Pikul Gerobak ke Ketinggian 2.821 Mpdpl
Mbok Yem justru memilih membuka rumah makan di tempat dengan ketinggian 3.150 mdpl atau hanya selisih 115 mdpl dari puncak Gunung Lawu.
Jangan bayangkan rumah makan yang sudah ada di Gunung Lawu sejak tahun 1980-an ini memiliki dekorasi artistik.
Warung makan Mbok Yem hanya berdinding kayu tanpa hiasan atau cat dinding berwarna.
"Selama saya masih kuat untuk bekerja di sini, saya akan tetap bekerja," ucap Mbok Yem dalam Bahasa Jawa ketika berbincang dengan Kompas.com awal Juli lalu.
Mbok Yem mengaku memang sudah berniat mencari nafkah di Gunung Lawu meski bukan hal yang mudah untuk tinggal di gunung dengan ketinggian 3.265 mdpl ini.
Pasalnya, selain menyimpan mitos mistis, gunung ini juga memiliki cuaca yang ekstrem.
Selain angin kencang, pada malam hari suhu udara di puncak bisa mencapai minus 5 derajat.
Untuk menempuh warung makan tertinggi ini, diperlukan waktu pendakian sekitar 6 sampai 7 jam via Candhi Cetho, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Bukan hal yang mudah untuk mencapai warung Mbok Yem mengingat curamnya lajur pendakian.
Hanya mereka yang punya stamina tinggi yang bisa mencapainya.
Mbok Yem mengaku dirinya tidak sendirian saat berjualan di Gunung Lawu. Ia di bantu beberapa kerabat dekatnya.
Ketika melayani pendaki yang membeli makanan di warungnya, Mbok Yem dibantu oleh dua orang kerabat yang semuanya lelaki.
"Untuk stok dagangan saya juga dibantu orang lain. Jadi, ada orang yang antar barang ke sini tiga kali dalam seminggu," ungkapnya.
Mbok Yem mengaku hanya sekali dalam setahun turun gunung untuk pulang kampung, tepatnya ketika musim lebaran tiba.
"Yah, sekali setahun aja pulangnya. Waktu lebaran," paparnya, sembari menyiapkan makanan untuk para pendaki.