Apa Penyebab Ledakan Dahsyat di Pelabuhan Beirut Lebanon?
Belum diketahui secara pasti penyebab utama ledakan, ada beberapa spekulasi dari penyebab ledakan.
TRIBUNJOGJA.COM -- Ledakan di sebuah gudang yang berada di Pelabuhan Beirut, Lebanon menguncang kota.
Belum diketahui secara pasti penyebab utama ledakan, ada beberapa spekulasi dari penyebab ledakan.
Beberapa saluran berita lokal setempat menyebutkan itu adalah fasilitas penyimpanan nitrat.
Laporan lain menyebutkan gudang kembang api karena di beberapa video yang beredar tampak letusan-letusan khas kembang api.
Cuplikan video lain dan direkam dari gedung tinggi memperlihatkan bola api meledak ketika asap mengepul di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut.
Setelah itu Dua ledakan besar mengguncang ibukota Lebanon, Beirut, melukai puluhan orang, mengguncang bangunan, dan mengirim asap besar mengepul ke langit.
Media Libanon menampilkan beberapa foto orang yang terperangkap di bawah puing-puing, beberapa berlumuran darah, setelah ledakan besar, yang penyebab pastinya belum diketahui.
• PM Lebanon Sebut Gudang Bahan Kimia Beirut Telah Ada Sejak 2014
• Ledakan Beirut Lebanon Diduga Berasal dari Tumpukan 2.750 Ton Amonium Nitrat

Diberitakan sebelumnya, Terjadi ledakan dahsyat di Kota Beirut, Lebanon pada Selasa waktu setempat (4/8/2020).
Kini jumlah korban tewas dalam ledakan di Beirut bertambah.
Kantor berita AFP mengutip keterangan Menteri Kesehatan Hamad Hassan kepada wartawan, Selasa (4/8/2020) malam waktu setempat menyebut, jumlah korban tewas dikhawatirkan masih akan terus bertambah.
Hal itu mengingat proses evakuasi korban di lokasi masih terus dilakukan oleh petugas.
Selain itu, setidaknya 2.750 orang terluka dalam ledakan besar yang mengguncang ibu kota, kata Hassan.
Dikutip dari CNN, ledakan yang mengguncang Beirut pada hari Selasa petang menimbulkan kerusakan besar pada Istana Baabda.
Kediaman resmi presiden Lebanon itu menurut media pemerintah Libanon turut terdampak besarnya ledakan.
Ledakan itu menghancurkan jendela lorong, pintu masuk dan salon, kantor berita Libanon melaporkan, Selasa.

”Pintu dan jendela di beberapa sayap istana terlepas. Tidak ada yang terluka," NNA juga melaporkan.
Selain itu, ledakan yang mengguncang Beirut pada Selasa sore terasa di pulau tetangga Siprus, sekitar 240 kilometer jauhnya dari Lebanon, menurut European-Mediterranean Seismological Center (EMSC).
"Kami menerima sejumlah laporan dari Siprus yang tampaknya terkait dengan ledakan ini, melaporkan kebisingan dan jendela berderak," tulis EMSC melalui Twitter.
UPDATE
Update Terbaru Menteri kesehatan Lebanon mengkonfirmasi lebih dari 70 orang meninggal ledakan terjadi.
Sumber pasti ledakan sedang diselidiki namun laporan awal menghubungkannya dengan kembang api dan bahan kimia yang tersimpan.
Ada dua ledakan yang terjadi di area pelabuhan Beirut, ledakan pertama sekitar pukul 6 sore waktu setempat.
Yang kedua tampak jauh lebih kuat menyebabkan asap besar serupa dengan jamur.
Berbicara kepada media setempat, Menteri Kesehatan Hamad Hassan pada keterangan perdana mengatakan lebih dari 30 orang meninggal dunia dan ribuan orang luka-luka.
Informasi terbaru menyebutkan sudah lebih dari 70 orang meninggal dan setidaknya 2.700 orang terluka.
Sedangkan Perdana Menteri Hassan Diab yang istri dan putrinya dilaporkan terluka menggambarkan situasi itu sebagai bencana sekaligus mengumumkan hari berkabung.
Dia juga mengatakan bahwa siapa pun yang bertanggung jawab atas ledakan harus dimintai pertanggungjawaban.
"Saya berjanji bahwa bencana ini tidak akan berlalu tanpa pertanggungjawaban," katanya, dalam pidato yang disiarkan televisi.
"Mereka yang bertanggung jawab akan membayar harganya."katanya dikutip Tribunjogja.com dari RT.
Pernyataan itu rupanya merujuk komentar sebelumnya dari Direktur Keamanan Abbas Ibrahim yang menyatakan ledakan dahsyat itu melibatkan bahan kimia yang tersimpan.
Perdana Menteri Hassan Diab juga menambahkan, fakta tentang gudang berbahaya ini yang telah ada sejak 2014 akan diumumkan.
"Saya tidak akan mendahului penyelidikan."katanya.
Untuk sementara pihak berwenang menduga kuat berasal dari tumpukan amonium nitrat seberat 2.750 ton di gudang dekat pelabuhan yang menekankan bukan berasal dari rudal. (*)